Proyek Kereta Api Cepat Jakarta - Bandung (Aktual/Ilst.Nelson)

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra, Azam Azman Natawijana melihat proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) jurusan Jakarta-Bandung tidak penting.

Alasan dia, infrastruktur transportasi ke arah Bandung sudah ada. Jadi dilihat dari signifikasi dan urgensinya proyek ini masih kurang.

“Saya tidak melihat secara konsep, proyek kereta cepat ini penting. Sebab sudah ada jalan raya, sudah ada kereta api yang lama. Ngapain ada kereta cepat?” kata dia, di sela acara Ikatan Alumni Institut Teknologi Surabaya (ITS) di Jakarta, Sabtu (30/1).

Apalagi dengan pinjaman Rp 80 triliun dari China Development Bank (CDB) itu harus jelas terlebih dahulu kalkulasinya. “Jadi hitung-hitungan bisnisnya itu harus dilihat dengan jelas. Kami dari Komisi VI akan melihat itu (hitung-hitungan bisnisnya). Untung apa rugi?” kata dia.

Untuk itu, Komisi VI akan segera memanggil Menteri BUMN, Rini Soemarno untuk menjelaskan proyek kereta cepat ini. “Kami belum tanya secara jelas dan tegas secara langsung bagaimana hitung-hituangannya,” kata Azam.

Dia juga menyoroti terkait perjanjian seperti apa dengan pihak investor China itu. Untuk itu, pemerintah harus dapat menjelaskan kalkulasi bisnisnya. “Karena itu kami juga tidak akan mau kalau BUMN rugi itu menjadi kerugian Perusahaan, sehingga nantinya akan menjadi kerugian negara,” ujar dia.

Apalagi, kata dia, proyek kereta cepat itu belum selesai juga dalam pembahasan mengenai analisa mengenai dampak kingkungan (amdal)-nya. “Tapi malah sudah groundbreaking dulu, sebelum ada pembahasan amdalnya,” kata dia.

Namun secara umum, dia juga menyoroti dampak positif dari pembangunan infrastruktur. Menurut dia, pembangunan infrastruktur itu penting karena akan berdampak pada pengembangan wilayah daerah tersebut.

Artikel ini ditulis oleh: