Jakarta, Aktual.com – Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri menilai aparat kepolisian terlalu mendramatisir pengungkapan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin (27), yang diracun saat minum es kopi Vietnam di Olivier Kafe, Jakarta.

Apalagi, sebelum akhirnya Polda Metro Jaya menetapkan Jessica Kumala Wongso yang merupakan kerabat dekat Mirna sebagai tersangka.

Pasalnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krishna Murti kerap mengumbar status di media sosial yang mengarahkan Jessica adalah pelaku pembunuhan Mirna.

Atas dasar itulah Reza menyindir sikap Krishna. Menurut dia, sepatutnya seorang anggota polisi yang memiliki jabatan penting di kepolisian, harus bisa berkomunikasi dengan tertib. Pejabat polisi tidak perlu mengumbar informasi yang menuai polemik ke publik.

“Cermat lah dalam berkomunikasi, tertib lah dalam berkordinasi, jangan umbar komunikasi terlalu cepat ke publik,” kata Reza dalam diskusi bertajuk ‘‎Mencari Sang Pembunuh’ di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/1).

Selain itu, peran Krishna dalam kasus tewasnya Mirna, terlihat lebih menonjol. Padahal, kata Reza, Krishna seharusnya lebih fokus mengungkap siapa pembunuh Mirna, bukan malah mengambil tugas Humas Polda sebagai penyalur informasi ke media.

“Harusnya Krimum sebagai pilot, labfor memberikan informasi forensiknya dan humas yang memberitakan. Saya tidak pernah lihat tuh seperti itu. Yang ada semuanya diraup sama krimum,” ujarnya.

Reza menuturkan, modal utama polisi dalam mengungkap sebuah kasus, termasuk kasus pembunuhan Mirna adalah dukungan dari masyarakat. Karena itu, dia mengimbau sebaiknya polisi memperlihatkan prilaku baik agar kepercayaan publik terhadap institusi Polri tetap terjaga.

“Modal utama adalah dukungan masyarakat‎ dan kepercayaan masyarakat. Nah sepanjang kerja penegakan hukum itu berlangsung siapapun yang menjabat, mereka harus menjaga kepercayaan masyarakat, jangan memperlihatkan perilaku apapun yang menggerus kepercayaan publik,” demikian Reza.

Artikel ini ditulis oleh: