Petugas menerawang mata uang rupiah pecahan Rp100.000 di tempat penukaran mata uang asing di Jakarta, Jumat (16/10). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup pada level Rp13.540 per dolar AS, melemah 0,91 persen atau 122 poin dari penutupan sebelumnya. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww/15. *** Local Caption ***

Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta awal pekan ini bergerak menguat 103 poin menjadi Rp13.675 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.778 per dolar AS.

“Nilai tukar rupiah menguat cukup tinggi terhadap dolar AS bersamaan dengan mata uang di kawasan Asia, menyusul tren naik harga minyak mentah dunia,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin (1/2).

Menurut dia, harga minyak mentah dunia yang terus membaik diperkirakan masih akan memberikan dukungan penguatan terhadap mata uang rupiah terhadap dolar AS.

Harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Senin (1/2) pagi ini, terpantau berada di level 33,13 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 35,39 dolar AS per barel.

Di sisi lain, lanjut dia, sentimen dari bank sentral Jepang (BOJ) yang memangkas suku bunga acuannya sebesar 20 basis poin (bps) menjadi minus 0,1 persen untuk memacu inflasi mendekati target 2 persen secara tahunan, mendorong mata uang yen Jepang melemah, tetapi justru membuat mata uang lain di kawasan Asia menguat secara merata terhadap dolar AS.

Dari dalam negeri, ia mengatakan bahwa pada awal pekan ini (Senin, 1/2), sedianya Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Januari 2016. Inflasi yang rendah akan menjaga rupiah, sementara inflasi naik akan memberikan dampak negatif terhadap aset berdenominasi rupiah.

Analis LBP Enterprise Lucky Bayu Purnomo menambahkan bahwa potensi nilai tukar rupiah melanjutkan “rally” penguatan cukup terbuka seiring dengan proyeksi harga minyak mentah dunia berpotensi menyentuh level 37 dolar AS per barel.

“Harga minyak mentah yang mengalami ‘rally’ kenaikan akan berdampak positif pada harga komoditas lainnya sehingga mampu menjaga fiskal negara yang akhirnya dapat mendukung laju perekonomian domestik,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka