Jakarta, Aktual.com — Aksi teror yang terjadi di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu cukup menggemparkan Indonesia. Dalam menjalankan aksinya tersebut, ternyata para pelaku disokong dana dari Timur Tengah.

Lalu bagaimana para pelaku mendapatkan dana untuk melancarkan aksi terornya? Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Muhammad Yusuf menyebutkan, ada beberapa hal para pelaku dalam mendapatkan dana untuk aksi teror di Indonesia.

“Kalau pendanaan teroris ada tiga. Satu melalui urunan (patungan) antar anggota,” ujar Yusuf di Jakarta, Senin (1/2).

Kemudian, lanjut Yusuf, yang kedua para pelaku mendapatkan dana aksi tersebut didapatkan melalui pengumpulan sedekah. Cara ini, lanjut dia, termasuk juga pengumpulan dana yang didapatkan dari sejumlah yayasan yang dikirimkan secara langsung oleh pihak yang mendanai aksi teror tersebut.

Kemudian yang ketiga, dana tersebut didapatkan melalui tindakan ilegal. Namun demikian, Yusuf tidak merinci tindakan ilegal tersebut. Salah satunya, kata Yusuf adalah perdagangan narkotika yang biasa dikumpulkan untuk aksi teror.

Seperti halnya, teror yang terjadi di Thamrin kemarin, dana tersebut didapat dari Timur Tengah dan sejumlah yayasan. Dana tersebut kemudian dibelikan oleh penerima senjata dari Filipina, yang kemudian diselundupkan ke Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu