Jakarta, Aktual.com — Sinyal pemerintah akan memperpanjang kontrak karya PT. Freeport semakin kuat, Meskipun masa kontrak perusahaan tersebut akan berakhir dalam waktu relatif tidak lama lagi (2021), namun pemerintah melalui Menteri Energi Sumberdaya dan Mineral (ESDM), Sudirman Said menegaskan akan tetap melakukan divestasi.
“Sejauh ini sikap pemerintah ingin mengambil kesempatan ini untuk memperkuat kehadiran kita sebagai pemegang saham, sehingga yang telah ada 9 sekian persen bisa ditingkatkan menjadi 20 persen pada tahun ini, dan selanjutnya menjadi 30 persen,” ujar Menteri ESDM, Sudirman Said di balai Kartini Jakarta, Selasa (2/2).
Selanjutnya dia menyatakan bahwa pemerintah secara kolektif harus mengambil keputusan. Dalam waktu dekat, dirinya akan meminta Menko Perekonomian untuk memfasilitasi pertemuan tiga Kementerian agar terjadi sinergis antar Kementerian dalam menyikapi divestasi.
“Kementerian Keuangan, BUMN dan ESDM. Kita akan meminta menko perekonomian untuk memfasilitasi tiga Kementerian supaya ada sinergi untuk menyikapi kesempatan ini,” tuturnya.
Selain itu, dia juga menceritakan bahwa pernah menyatakan di Komisi VII DPR-RI bahwa tugas Kementerian ESDM menjaga agar bidang investasi tetap terjaga dari tata waktu dan subtansi.
Seperti yang telah diketahui bahwa pihak Freeport telah mengirim surat penawaran Divestasi 10,64 persen saham Kepada Kementerian ESDM tertanggal Rabu, 13/1.
Dalam kalkulasinya, nilai 100 persen saham PT Freeport Indonesia diklaim mencapai USD16,2 atau setara Rp225,18 triliun dengan kurs Rp 13,900. Dengan demikian, harga dari 10,64 persen saham sebesar USD1,7 miliar atau setara dengan Rp23,63 triliun.
Director and Executive Vice President Freeport Indonesia Clementino Lamury telah menjelaskan bahwasanya penawaran yang diajukan oleh Freeport berdasarkan perhitungan dengan memasukkan asumsi perpanjangan operasi yang akan didapat Freeport setelah 2021.
Selain itu, dia juga telah menghitung investasi yang telah dikeluarkan Freeport sebesar USD4,3 miliar untuk tambang bawah tanah (underground mining), serta rencana investasi yang akan dikeluarkan dari saat ini hingga berakhir kontrak pada 2021.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka