Jakarta, Aktual.com — Anggota DPR Komisi XI dari Fraksi Partai Golkar, Misbakhun masih mewanti-wanti kalau dana murah dalam pengelolaan tabungan rakyat bakal mentah di lapangan. Pasalnya, pengelolaan dana ini akan diserahkan ke Manajer Investasi yang notebenenya adalah pencari keuntungan.

“Jadi risiko terbesar adanya pengelolan dari BP Tapera ini terkait dengan dana murah. Jangan sampai setelah dikelola oleh MI malah menjadi mahal karena mencari untung besar,” tegas dia di Jakarta, Selasa (2/2).

Menurut dia, dari sisi kepesertaan, tak hanya para pekerja tapi juga kalangan informal pun harus bisa menjadi peserta BP Tapera ini. Dengan begitu akan terjadi semangat kegotongroyongan yang kuat.

“Sehingga akan berdampak ke pemberian suku bunga yang rendah. Bahkan bank-bank yang terlibat di sini seperti BTN juga harus menyediakan bunga murah agar program perumahan rakyat ini dapat tercapai,” kata dia.

Namun, kata dia, nantinya lembaga jasa keuangan yang mau terlibat di program ini harus bisa memberikan sukunbunga rendah. “Nanti ada kriterianya bisa dibahas di PP. Yang jelas semangatnya harus suku bunga rendah,” kata dia.

Di tempat yang sama, Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Oni Febrianto mengaskan, pihaknya sangat siap sebagai bank yang mengelola dana Tapera ini.

“Kami sudah membangun 2,7 juta unit rumah rakyat. Berarti pengalaman kami sudah kuat di sektor itu,” tegas Oni.

Kata dia, sepanjang 2015 lalu, ada 97 persen KPR yang ditujukan untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Sisanya untuk kalangan kelas menengah atas.

Bahkan untuk suku bunga nanti, kalau ditunjuk di Tapera, kata dia, suku bunganya bisa di bawah 5 persen.

“Jadi untuk yang MBR ini kami pastikan bisa dengan suku bunga di bawah 5 persen,” jelas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka