Jakarta, Aktual.com — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, mencatatkan kinerja positif di tengah perlambatan ekonomi tahun 2015 lalu. Sepanjang tahun lalu, BRI membukukan pengucuran kredit mencapai Rp558,4 triliun, atau tumbuh sebesar 13,9 persen (year on year). Penyaluran kredit ini bertumbuh di semua segmen.
Namun sayangnya, seiring melonjaknya kucuran kredit itu, rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) juga tinggi. Dari tahun 2014 yang sebesar 1,69 persen menjadi 2,0 persen.
“Itu angka gross ya. Net NPL-nya sebesar 0,5 persen yang sebelumnya 0,36 persen. Sementara NPL coverage sebesar 151,1 persen,” tutur Direktur Utama BRI, Asmawi Syam di Jakarta, Rabu (3/2).
Dari total pengucuran kredit itu, kredit segmen mikro yang menjadi core business BRI tumbuh 16,8 persen menjadi Rp178,9 persen. Jumlah nasabahnya sendiri meningkat dari 7,3 juta nasabah menjadi 7,8 juta nasabah.
“Pertumbuhan kredit di segmen mikro tersebut salah satunya didorong dengan bertumbuhnya Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diluncurkan pada Agustus 2015,” tegas dia.
Sejak Agustus itu, pengucuran KUR di BRI memang luar biasa. Secara kumulatif mencapai Rp16,2 triliun. Angka itu dikucurkan ke 920 ribu pelaku usaha yang tersebar secara merata di Indonesia.
“Ini kontribusi BRI. Dari yang semula suku bunga 22 persen menjadi 9 persen. Ini bagus buat rakyat untuk meningkatkan usahanya. Jadi kami ciptakan entepreneur baru dan kembali lagi ke bank juga,” ujar dia.
Sementara, Dana Pihak Ketiga (DPK) bertumbuh 7,1 persen. Dari Rp600,4 triliun menjadi Rp642,8 triliun di tahun lalu. Dengan kinerja itu, BRI membukukan laba bersih mencapai Rp25,2 triliun.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka