Jakarta, Aktual.com – Pernyataan sejumlah elite pemerintah untuk hentikan Kontrak Karya PT Freeport Indonesia (PTFI) di Papua, dianggap hanya omong kosong atau ‘lip service’ semata.
Pendapat itu disampaikan Koordinator Presidium Suropati, Aditya Iskandar, dalam diskusi bertema “Nasionalisasi Aset: Untuk Masa Depan Anak Cucu Rakyat” di Sekretariat PP GPII, Jalan Menteng Raya No. 58, Jakpus, Jumat (5/2) malam.
“Jangan harap (Presiden) Jokowi, Luhut (Menkopolhukam), Sudirman Said (Menteri ESDM) bilang setop hentikan. 98 persen saya enggak percaya mereka berani lakukan itu. Itu hanya ‘lip service’ kepada publik saja,” ujar dia.
Adit berkeyakinan, lambat laun pemerintah bakal mengubah pernyataannya hingga tenggat kontrak karya bakal berakhir dengan berbagai dalih. “Misalnya, ada ribuan rakyat bekerja, banyak yang menggantungkan hidup di sana (Freeport),” duga dia.
Dia juga sempat menyinggung pernyataan Menteri ESDM, Sudirman Said yang menyatakan tidak ada kewajiban bagi PTFI membangun smelter di Tanah Air. “Padahal, Undang-Undang mengamanatkan harus semuanya di Indonesia. Memang elite kita lucu-lucu, berubah-ubah terus (pernyataannya),” cibir Adit.
Artikel ini ditulis oleh: