Banda Aceh, Aktual.com — Pemerintahan Kota Banda Aceh menyatakan siap untuk menyukseskan program Earth Hour 60+ 2016. Gerakan yang digagas oleh WWF ini berupa pemadaman lampu yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim.
Hal itu disampaikan oleh Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal saat menerima kunjungan delegasi Earth Hour Aceh, Jumat (5/2) di Balai Kota. Pada kesempatan itu, Illiza turut didampingi oleh Asisten Keistimewaan Ekonomi dan Pembangunan Gusmeri, Kepala Kantor Lingkungan Hidup Edi Syahputra, dan sejumlah pejabat terkait.
Koordinator Earth Hour Aceh Dedi Saputra menyebutkan, puncak peringatan Earth Hour 2016 akan dilaksanakan pada 19 Maret mendatang. “Untuk malam acara puncak kami rencanakan akan dipusatkan di Balai Kota Banda Aceh, mengingat Masjid Raya yang sedang dalam tahap renovasi,” ujarnya.
Sebelum hari H, sebut Dedi, pihaknya juga telah merencanakan sejumlah rangkaian acara lain yakni workshop tentang media sosial bertema social media for social good pada 13-14 Februari dan Gerakan Bebas Sampah bersama lintas komunitas dan masyarakat pada 21 Februari di Pantai Alue Naga.
“Pada workshop media sosial kami akan mengundang komunitas dan pelajar. Tujuan kami mengkampanyekan bagaimana menggunakan medsos untuk kegiatan-kegiatan yang positif di bidang lingkungan, pendidikan, dan lain-lain.”
Sementara untuk Gerakan Bebas Sampah di Pantai Alue Naga, digelar pihaknya bertepatan dengan agenda hari bebas sampah nasional. “Bertepatan pula dengan pencanangan Kota Banda Aceh sebagai pilot project kantong plastik berbayar,” ujarnya.
“Untuk itu, kami sangat mengharapkan dukungan Pemko Banda Aceh terutama dalam hal sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat untuk menyukseskan program tersebut. Mohon dukungan ibu pula untuk malam puncak acara, karena kami juga akan menggelar refleksi soal energi dan penampilan seni,” ujarnya lagi.
Wali Kota Illiza menyatakan siap mendukung program dari komunitas Earth Hour Aceh. “Nanti kita akan kerahkan PNS dan masyarakat untuk acara di Alue Naga. Mungkin bisa kita gelar di beberapa titik, dan kita juga akan bantu untuk peralatan maupun perlengkapan yang diperlukan nantinya.”
Ia juga mengapresiasi dukungan dari masyarakat khususnya pemuda terkait dengan penetapan Banda Aceh sebagai pilot project kantong plastik berbayar. “Saya berharap semakin banyak pihak yang terlibat untuk menyukseskan program ini, termasuk komunitas untuk bergerak bersama pemerintah,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan