London, Aktual.com — Mudik lebaran atau pulang kampung untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri bukan hanya monopoli masyarakat di Indonesia, namun juga menjadi tradisi masyarakat di Tiongkok yang akan merayakan tahun baru Tionghoa atau yang dikenal dengan Imlek.

“Biasanya saya selalu pulang ke Chengdu untuk merayakan tahun baru Imlek,” ujar Sindhy, wanita asal Chengdu yang mudik bersama sang suami Graham Clak asal Inggris, dalam penerbangan London ke Chengdu dengan mengunakan pesawat British Airways, Jumat (5/2).

Sindhy, yang berprofesi sebagai perawat selama 11 tahun di kota kecil dekat pingir pantai Brighton, tidak sendiri, dalam penerbangan BA 89 dari bandara Heathrow ke Chengdu dipenuhi penumpang asal negeri Tiongkok yang ingin merayakan Imlek.

“Pesawatnya full dan banyak anak sekolah yang tengah menuntut ilmu di Kerajaan Inggris yang ingin merayakan Hari Raya Imlek beserta keluarga,” ujar pramugara penerbangan BA Andrew kepada Antara.

Menurut Sindhy, wanita yang mempunyai satu adik lelaki dan tiga kakak perempuan itu, biasanya seluruh keluarga berkumpul di rumah ayah ibunya untuk merayakan Tahun Baru Imlek.

Pemerintah Tiongkok mengumumkan hari libur bersama selama seminggu dan banyak toko-toko yang tutup, ujar Sindhy yang merasa bahagia bisa berkumpul bersama kedua orang tua dan saudara-saudaranya merayakan hari raya Imlek.

Layaknya tradisi mudik masyarakat Indonesia pada Hari Raya Idul Fitri, pulang kampung saat perayaan Tahun baru Imlek juga menjadi tradisi di kalangan masyarakat di Tiongkok.

Ratusan juta orang Tionghoa melakukan perjalanan untuk berlibur merayakan liburan tahun baru “the Lunar New Year” dengan keluarga yang merupakan migrasi tahunan yang terbesar di dunia, demikian dilaporkan oleh siaran BBC London.

Seluruh tiket pesawat dan kereta api atau melalui darat dan udara serta laut sudah terjual habis beberapa minggu sebelumnya. Bagaimanapun, layaknya di Tanah Air, perjalanan yang penuh dengan tantangan dan stres itu dihadapi dengan bahagia.

Begitu juga dilaporkan oleh Reuter, dari rekamanan media terjadi skala keramaiaan pada awal minggu lalu ketika terjadi salju di mana kerumunan terjadi di stasiun Guangzhou.

Polisi memperkirakan terjadi pembengkakan penumpang kereta api ke berbagai jurusan hampir 100.000 yang pada puncaknya Senin malam. Puluhan ribu orang terdampar di luar stasiun akibat terganggunya transportasi umum di Tiongkok selatan.

Banyak kereta dari utara dan Tiongkok tengah tertunda oleh salju meninggalkan penumpang di selatan terdampar tanpa transportasi.

Lebih dari 50.000 orang masih tetap terjebak di luar stasiun kereta api Guangzhou, kata media pemerintah.

Polisi setempat mengatakan 5.200 petugas dikerahkan untuk menjaga ketertiban. Mereka mendesak penumpang untuk memeriksa rincian kereta mereka secara online dan menghindari “membabi buta menuju ke stasiun untuk menunggu kereta”, yang akan memperburuk kepadatan di stasiun.

Para pejabat memperkirakan hampir tiga miliar perjalanan akan berlangsung selama musim liburan, yang dianggap sebagai migrasi manusia tahunan terbesar di dunia. Sementara itu, kemacetan lalu lintas menyebabkan lebih dari 400 orang di Guangzhou kehilangan penerbangan mereka, kata kantor berita Xinhua.

Perayaan Tahun Baru, perhimpunan keluarga, jamuan sekeluarga merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama.

Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Imlek sangat beragam. Namun, kesemuanya banyak berbagi tema umum seperti perjamuan makan malam pada malam Tahun Baru, serta penyulutan kembang api.

Hidangan tradisional yang harus ada pada saat tahun baru Imlek berupa ‘dumpling’ seperti pangsit sebus dengan isi daging cincang plus sayuran pada waktu makan dicocol sambel seperti layaknya di Indonesia ada ketupat sayur. Di Tiongkok juga ada lontong Cap Go Meh.

Lin Yan, CEO di perusahaan Games disain Dr Panda mengatakan pada saat tahun baru ibunya membuat dumpling yang dimasak secara tradisional. Saat ini orang membuat dumpling berbagai macam isi seperti tahu dan irisan ayam serta apel. Padahal dumpling isinya dari dulu ya daging babi cincang.

Tahun baru Imlek di Tanah Air menjadi hari libur nasional , masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek sejak tahun 2000 ketika Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967. Kemudian menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya.

Baru pada tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri dan mulai tahun 2003 hingga saat ini menjadi libur nasional. Banyak saudara yang berasal dari etnis Tionghoa bisa merayakan tahun baru, Gong Xi Fa Cai yang berarti selamat dan semoga banyak rezeki.

Artikel ini ditulis oleh: