Jakarta, Aktual.com — Ketua Badan Kehormatan (BK) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI AM Fatwa heran dengan pernyataan Menteri BUMN Rini Soemarno yang mengatakan terpilihnya China sebagai tender proyek kereta cepat Jakarta-Bandung karena tanpa jaminan.
Fatwa juga mengherankan pernyataan Rini, bahwa Presiden Joko Widodo sendiri yang meminta BUMN mengkomparasikan kereta cepat di negara China dan Jepang. Padahal, kata dia, kereta cepat akan di bangun di Indonesia yang sebelumnya sudah dikukan penelitian oleh Jepang.
“Itu soal tekhnis, tapi soal politiknya yang penting. Kenapa Jepang ditinggalkan. Padahal Jepang sudah survei,” ujar Fatwa di Jakarta, Senin (8/2)
Menurutnya, meski Jepang pernah menjajah Indonesia, namun negara matahari terbit itu mengembalikan lagi hasil rampasannya. Namun, Tiongkok beranak pinak di Indonesia malah sedikit demi sedikit menguasai Tanah Air.
” Berapa tahun tuh? Jepang pernah menjajah kita secara kejam, memang. 3,5 tahun. Tapi dia membayar rampasannya. Tetapi Cina ini, demikian banyak warga negaranya, turunan warga negaranya yang sudah berakar di Indonesia. Tetapi tidak bisa juga dibantah bahwa penyakit-penyakit yang menggurita di ekonomi Indonesia, itu juga banyak dilakukan oleh pengusaha-pengusaha Tionghoa, yang kerjasama dengan penguasa-penguasa politik,” ungkapnya
Fatwa mengaku dirinya bukanlah rasis apalagi membenci China. Namun, pria yang sudah 4 kali memimpin delegasi parlemen ke Cina itu mengatakan negara tirai bambu tersebut mengajukan syarat-syarat bila menanamkan modalnya ke Indonesia. Jika demikian, apa yang dikatakan menteri BUMN bertolak belakang soal Cina terpilih karena Jepang mengajukan jaminan. Hal itu, kata dia, membuat Jepang tersinggung.
“Ada satu pertimbangan rasa. Kalau Cina itu nanam modal di Indonesia, itu mesti ada persyaratan utama, yaitu teknisi-teknisi dan karyawannya lebih banyak dari sana daripada warga kita sendiri. Jepang tidak masalahkan itu. Dan Jepang membantu perekonomian Indonesia di masa Orba dulu luar biasa besarnya, di masa Pak Harto. Jadi Jepang itu tersinggung sebenarnya. Belanda saja menjajah kita 250 tahun, itu tidak ada membayar rampasan perangnya. Jadi saya sebagai anggota parlemen, sangat memahami ketersinggungan Jepang,”
“Daripada menjadi tersimpan di hati kedua negara ini, lebih baik proyek KA cepat itu ditinjau kembali, atau lebih tegas dibatalkan saja,” tegasnya
Fatwa menyebut proyek kereta cepat semakin menambah masalah saja. Ia mengimbau Presiden Jokowi yang terpilih karena rakyat untuk menggunakan hati nuraninya agar segera menghentikan proyek tersebut.
“Kan sekarang ini menyimpan masalah besar. Ini kan sudah bukan rahasia para ahli, kan sudah membuka, bahwa ini sebenarnya proyek properti, karena di tempat-tempat persinggahan KA cepat itu nantilah properti-properti akan dibangun. Dan ini pasti akan berekor panjang,”
“Jadi saya mengetuk hati nurani presiden, jangan terpengaruh telunjuk-telunjuk orang-orang itu. Tapi Jokowi sebagai presiden pilihan rakyat, harus menggunakan hati nurani-nya, cabut Keppres itu, dan hentikan proyek itu,” tandasnya
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby