Menkopolhukam Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan (kedua kanan) didampingi Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (kedua kiri) dan Walikota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto (kiri) disambut peserta saat menghadiri Pertemuan Akbar Masyarakat, TNI dan Polri dalam Rangka Menciptakan Ketenteraman, Ketertiban, Ketahanan, dan Keamanan Nasional di Gedung Celebes Convention Center (CCC) Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (3/2). Pertemuan yang dihadiri tokoh masyarakat dan tokoh agama tersebut untuk menjaga persatuan dan keamanan negara menuju Indonesia hebat dan damai. ANTARA FOTO/Yusran Uccang/ama/16

Jakarta, Aktual.com — Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan membantah kabar adanya reaksi orang di lingkungan Istana yang tidak senang dengan kritikan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Luhut mengaku justru lingkaran istana senang jika dikritik. Sebab, bisa dijadikan sebagai acuan perbaikan kinerja pemerintah (Baca: Proyek Kereta Cepat, SBY: Malu Sama Rakyat Kalau Menteri Tidak Klop).

“Ngga ada. Kita senang dikritik. Kritik supaya kita lebih canggih lagi. Kita jangan mempretensi kita paling benar. Kita juga penuh kekurangan. Kita senang menerima dan mengundang untuk dimana kekurangannya cari perbaikan,” ujar Luhut di DPD RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (9/2).

Untuk diketahui, Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pandangannya terkait kebijakan yang diambil oleh pemerintah Presiden Jokowi. Melalui media sosial, SBY sering menyampaikan sejumlah pandangan dan pengalamannya selama 10 tahun memimpin negeri.

Namun beberapa bulan belakangan ini, SBY sempat menghilang berkomentar tentang pemerintah. Apa penyebabnya?

Melalui wawancara yang diunggah melalui Youtube pada 6 Februari lalu, SBY mengungkap alasan menghilang sejenak mengkritik pemerintah. Menurut dia, ada elemen di lingkar Istana yang tak suka dengan kritik yang disampaikannya.

“Saya masih ingat kalau tidak salah dulu sekian bulan lalu, ketika saya sekali-sekali melepas Twitter, ada pihak yang tidak suka, ada elemen di lingkar kekuasaan yang tidak nyaman bahkan mengirim pesan kepada saya,” kata SBY dalam wawancara itu yang dikutip wartawan, Selasa (9/2).

Menurut SBY, Indonesia negara demokrasi dan siapapun berhak bicara. Dia bahkan menyindir ada orang yang dahulu vokal mengkritik pemerintah namun ketika sekarang berada di kekuasaan justru tak mau dikritik.

Artikel ini ditulis oleh: