Ambon, Aktual.com – Wilayah Maluku, memiliki tingkat ancaman yang cukup tinggi terhadap bencana tsunami. Hal ini karena, wilayah tersebut memiliki garis pantai mencapai 10.630 kilometer.
“Dalam catatan sejarah Provinsi Maluku pernah mengalami gempa bumi yang mengakibatkan terjadinya bencana tsunami yang dahsyat, menimbulkan korban jiwa dan harta benda,” kata Gubernur Maluku Said Assagaff, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli Bidang Hukum dan HAM, Bakri Lumbessy, pada pembukaan Lokakarya Pengembangan SOP Mata Rantai Peringatan Dini Tsunami, di Ambon, Selasa (9/2).
Menurut dia, mencermati kondisi seperti itu, perlu tindakan pencegahan dini dan menjadi prioritas dalam menanggulangi ancaman bencana tsunami, apalagi kondisi tersebut tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
“Perlu dilakukan upaya-upaya bersama untuk mengurangi risiko bencana, mulai dari pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dan perencanaan yang baik, dalam menghadapi ancaman bencana tsunami,” katanya.
Gubernur mengatakan dalam siklus penanggulangan bencana, ada upaya-upaya secara kolektif yang disebut manajemen risiko.
Langkah ini dilakukan jauh sebelum bencana terjadi dengan melakukan penguatan kapasitas stakeholders terkait, untuk merumuskan langkah-langkah teknis pelaksanaan pengurangan risiko bencana.
“Penguatan kapasitas mutlak dilakukan untuk mengurangi risiko bencana dan menekan korban sekecil mungkin, sekaligus memaksimalkan kapasitas masyarakat,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara