Jakarta, Aktual.com — “Gerakan Lima Pasti Umrah” yang digaungkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) mulai menimbulkan reaksi. Salah satunya ditandai dengan munculnya keberanian masyarakat untuk mengadukan travel nakal kepada pihak Kepolisian.
Gerakan tersebut mendapatkan apresiasi oleh Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Haji Khusus Umrah dan Inbound Indonesia (Asphurindo), KH Hafidz Taftazani. Menurut ia, banyak hal yang telah dibenahi Kemenag dalam melakukan komunikasi, edukasi, dan informasi kepada masyarakat.
“Banyak yang telah dilakukan Kementerian Agama, semua untuk melindungi masyarakat dari incaran travel-travel ‘nakal’,” demikian rilis tertulis Direktorat Pembinaan Haji dan Umrah, kepada Aktual.com, di Jakarta, baru-baru ini.
Dalam beberapa bulan terakhir, Kemenag melalui Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah telah melakukan sosialisasi terhadap “Gerakan Lima Pasti Umrah”. Bahkan Kemenag secara khusus telah membentuk Tim Khusus Penegakan Hukum (Timsusgakum) untuk mengawal jemaah Umrah yang menjadi korban penipuan travel nakal.
Yang mana tim tersebut bekerjasama dengan Bareskrim Polri. Tim tersebut melakukan penegakan dan penertiban hukum kepada travel yang diduga melakukan perbuatan melawan hukum.
KH Hafidz memandang pelaksanaan kebijakan Kemenag ini harus didukung juga oleh seluruh komponen masyarakat, utamanya dalam mengedukasi masyarakat, salah satunya terkait besaran rasional biaya Umrah.
Menurut ia, saat ini banyak travel yang menawarkan paket Umrah dengan biaya yang sangat murah dan tidak masuk akal, di mana jemaah tidak tahu bahwa hal itu berpotensi menjadi korban penipuan. Dan, karenanya perlu mendapat penjelasan lebih lengkap.
“Saat ini yang dibutuhkan adalah kebersamaan dari tingkat paling bawah KUA bersama para Ulama dengan polsek untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat. Jangan sampai mereka melakukan kebodohan di mana harga Rp16 juta atau Rp17 juta masuk penipuan,” kata Hafidz.
Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Bina Haji dan Umrah Nahdlatul Ulama (Asbihu NU) tersebut, harga minimum Umrah dengan menggunakan paket ekonomi pesawat yang tidak langsung (transit) adalah Rp25 juta untuk sembilan hari. Untuk pesawat langsung (tanpa transit), harganya Rp28 juta.
Sedangkan untuk pesawat langsung (tanpa transit) tapi eksekutif, minimum Rp30 juta.
“Jadi ada tiga kelas yang bisa dipilih calon jemaah Umrah. Jemaah juga harus mendapatkan pelayanan, kenyamanan, perlindungan, keamanan serta pembinaan,” ungkap ia menutup pembicaraan.
Artikel ini ditulis oleh: