Jakarta, Aktual.com — Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melonjak pada Kamis (11/02) waktu setempat (atau Jumat (12/02) pagi WIB), karena ekuitas AS mengalami penurunan tajam dalam bereaksi terhadap kemerosotan harga minyak.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April melonjak 53,2 dolar AS atau 4,45 persen, menjadi menetap di 1.247,80 dolar AS per ounce.

Penutupan ini merupakan tingkat tertinggi kontrak emas berjangka sejak 5 Februari 2015.

Fitur hari ini ketidakstabilan ekonomi dan emas naik tajam karena itu, kata para analis.

Dow Jones Industrial Average AS mendapat tekanan kuat dari jatuhnya harga minyak dan sempat turun lebih dari 300 poin. Pada pukul 19.00 GMT, indeks Dow Jones telah kehilangan 1,71 persen.

Analis mencatat bahwa ketika ekuitas mengalami kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman. Sementara, sebaliknya ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka logam mulia biasanya turun.

Para pedagang dalam proses bergegas memburu logam mulia yang dianggap sebagai aset “safe haven”.

Emas mendapat dukungan lebih lanjut dari kesaksian Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen kepada Kongres. Sebelum pidato Yellen kepada Kongres AS pada Rabu, bank sentral mengisyaratkan bahwa masih bisa menaikkan suku pada Maret.

Namun, sekarang Yellen bersaksi kepada Kongres bahwa kenaikan akan dilakukan secara bertahap, banyak analis percaya bahwa kenaikan suku bunga berikutnya akan terjadi masih lama lagi tahun ini.

Perak untuk pengiriman Maret naik 51,2 sen, atau 3,35 persen, menjadi ditutup pada 15,794 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 29 dolar AS, atau 3,1 persen, menjadi ditutup pada 963,20 dolar AS per ounce.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara