Boy Bernadi Sadikin ketika berada di kantor DPP PDIP, Menteng, Jalarta Pusat, untuk membicarakan pengunduran dirinya sebagai Ketua DPD PDIP DKI Jakarta. Foto: Fatah Sidiq/Aktual

Jakarta, Aktual.com – Mundurnya Boy Bernadi Sadikin sebagai ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DKI Jakarta disebut untuk menghindari perbedaan sikap dengan partai dalam penentuan calon pada pemilihan kepala daerah (pilkada) 2017.

“Beliau tidak ingin dihadapkan dengan kondisi yang bersebrangan dengan DPP PDIP dlm penentuan siapa yang akan diajukan maju pada pilkada nanti,” ujar Ketua Suara Akar Rumput DKI, Ahmad B, saat dihubungi di Jakarta, Jumat (12/2).

Sebab, kata Ahmad, Boy kini dihadapkan dengan beban psikologis yang cukup berat. Misalnya, mempertahankan kemenangan kontestasi politik di ibukota, mengingat PDIP berjaya sejak Pilkada DKI 2002.

“Beban semakin berat, karena beban kehidupan di Jakarta kini justru semakin sulit dibanding sebelumnya. Padahal, PDIP memenangi pilkada lalu,” jelasnya.

“Artinya, arah kebijakan Pemprov DKI kini tidak sesuai arah kebijakan yang digariskan partai, partainya wong cilik (rakyat kecil, red). Penggusuran paksa di mana-mana, reklamasi berlanjut tanpa terlebih dahulu mendengar suara nelayan,” imbuh dia.

Karenanya, menurut Ahmad, DPP PDIP selaku pengambil keputusan atas kandidat yang bakal diusung nantinya, diminta mempertimbangkan rasionalisasi Boy hengkang.

“Kalau PDIP masih ingin mempertahankan sebagai pemenang pilkada. Maka, harus cermat memilih calon. Elektabilitas saja tidak cukup, bila tidak diimbangi dengan semangat merealisasikan cita-cita partai,” tandas Ahmad.

Artikel ini ditulis oleh: