Jakarta, Aktual.com – Jangan salah mengira rencana penggusuran kawasan Kalijodo merupakan bentuk upaya Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk memberantas praktik prostitusi.

Diakui Ahok, kawasan prostitusi Kalijodo digusur karena berdiri di kawasan hijau. Lalu bagaimana jika suatu lokalisasi tidak berdiri di jalur hijau? Begini jawaban Ahok : “Kalau bisa saya resmiin ya saya resmiin asal sesuai Perda. Itu (Kalijodo) kan masalahnya bukan,” kata Ahok, di Jakarta, Sabtu (13/2).

Selain berdiri di jalur hijau, Ahok punya alasan lain untuk menggusur Kalijodo. Kata dia, lokalisasi ‘kelas bawah’ seperti Kalijodo rawan penyebaran penyakit. “Yang kelas menengah ke bawah itu selalu menyebarkan penyakit,” ujar dia.

Setelah lontarkan tudingan seperti itu, Ahok lanjutkan pernyataannya dengan mengatakan di Jakarta banyak prostitusi yang aman dari penyakit, seperti di hotel atau apartemen. “Tapi prostitusi (di Kalijodo) tidak mengerti bagaimana safety sex,” tuding dia.

Diakui Ahok, dirinya tidak permasalahkan prostitusi dan tidak bisa menghentikan. Pernyataan yang selalu disampaikan dia saat ‘membela’ keberadaan prostitusi di Jakarta pun kembali dilontarkan. Yakni, masalah prostitusi sudah ada sejak lama dan bisa terjadi di mana saja, tidak hanya di lokalisasi. Sejak zaman nabi kata dia.

Jika diingat kembali, sikap Ahok yang tidak memasalahkan prostitusi bukan hal baru. Tahun lalu dia bahkan lontarkan wacana pemberian sertifikasi bagi para pekerja seks komersial (PSK) mencontoh Filipina. Alasan dia, untuk memudahkan para PSK bekerja.

“Ini ide dari Pak Gubernur (Ahok) kalau bisa ada satu apartemen yang memang berizin profesi itu (PSK) dikasih sertifikat,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Saefullah, akhir April 2015 lalu.

Rencana memberi sertifikat, kata Saefullah, terkait dengan rencana membuat lokalisasi bagi para PSK yang sudah jelas perizinannya. Kata Saefullah, Ahok yakin para PSK akan lebih baik jika mengantongi sertifikat itu. Meskipun Saefullah tak menjelaskan lebih jauh apa yang dimaksudnya dengan ‘lebih baik’ itu.

Ditambahkan Saefullah, daripada praktik prostitusi dilakukan diam-diam, lebih baik dilegalkan saja. Begitu kata dia.

Artikel ini ditulis oleh: