Jakarta, Aktual.com — Teknologi China diragukan masyarakat dalam menggerap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Demikian temuan Indonesia Development Monitoring (IDM) dari hasil survei yang dilakukan beberapa waktu lalu.

Sebanyak 89.4 persen masyarakat menyatakan keraguannya terkait dengan kehandalan, keselamatan, dan mutu dari teknologi China untuk membangun kereta cepat tersebut.

“Mereka membandingkan bahwa banyak produk produk dari China seperti alat elektronik dan motor yang bermutu rendah, sehingga mereka meragukan kereta cepat yang sedang diproyeksikan pemerintah,” kata Direktur Eksekutif IDM, Widodo Tri Sektianto dalam rilis yang diterima Aktual.com Minggu pagi, (14/2).

Adapun hal lain yang ditemukan adalah; 86,4 persen masyarakat lebih memilih mengunakan moda transportasi mobil dan bus untuk berpergian melintasi kabupaten dan kota yang akan dilintasi jalur KA Cepat.

Sementara 7.3 persen milih mengunakan sepeda motor, dan hanya 6,3 persen memilih kereta. Hal ini menunjukan bahwa kereta api bukanlah menjadi pilihan utama masyarakat mengunakan moda transportasi untuk antar kota di Jawa Barat Dan Jakarta.

Selanjutnya, 89.6 persen masyarakat menyatakan bahwa ketersedian kereta cepat belum dianggap penting saat ini, hal demikian mengambarkan bahwa kecepatan bukanlah merupakan pilihan utama untuk sampai ketujuan dalam berpergian, jelas Widodo.

Sedangkan yang menganggap penting hanyalah 2,4 persen, dengan alasan untuk kegiatan bisnis atau sekedar melakukan kegiatan meeting yang sangat penting.

Lebih lanjut Widodo menjelaskan bahwa temuan tersebut didapati dengan mengambil sample dari populasi jumlah penduduk di 8 Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Barat Dan DKI Jakarta yang mana daerah tersebut akan dilintasi kereta cepat.

Adapun daerah yang dimaksud adalah; Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kota Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Bandung, dan Kabupaten Bandung (Provinsi Jawa Barat), kemudian ditambah DKI Jakarta.

Sedangkan total populasi penduduk DKI Jakarta serta ditambah 8 Kab/ Kota di Jawa Barat tersebut, berjumlah 28,7 juta dari hasil catatan BPS.

“Survei ini mengunakan metodelogi multi stage random sampling dengan jumlah sample 1816 Responden dengan Tingkat kepercayaan 95 % dan Margin Of Error +/- 2.3 %,” papar Widodo.

Kemudian dia menyampaikan latar belakang responden terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yakni
Polisi / TNI dan PNS sebesar 10,3 persen , Pekerja di perusahan Swasta dan BUMN 39,8 persen , Wiraswasta 19.6 persen ,Ibu Rumah Tangga 17.2 persen ,Pelajar dan Mahasiswa , Dan lain lain 13,1 persen

Rata rata umur Responden antara usis 15 sd 30 tahun sebanyak 34,1 persen , 31 sd 50 tahun sebanyak 49,7 persen Dan usia 50 tahun keatas sebanyak 16,2 persen .

Tingkat pendidikan Responden Lulus SD – SMP 5.6 persen ,Lulus tidak Lulus SMA dan Lulus SMA 37.4 persen ,Tidak Lulus S1 Dan Lulus S1 sebanyak 43,2 persen ,Lulusan S 2 Dan S3 13.8 persen .

Sedangkan berdasarkan jenis kelamin responden terdiri dari 47.3 persen perempuan dan 52,7 persen laki laki

“Sample kita tentukan secara provisional sesuai jumlah penduduk tiap Kab/ kota yang akan dilintasi kereta cepat. Kita langsung turun ke lapangan bertatap muka dan tanya jawab dengan responden dalam pengambilan data,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta