Jakarta, Aktual.com — Forum Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu mensinyalir ada dugaan penggelembungan dana (mark up) pada pembangunan megaproyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Sebab, menurut Ketua Umum FSP BUMN Bersatu, FX Arief Poyuono, pembangunannya menelan anggaran USD 33,3 juta/kilometer (km).

“Biaya proyek seharga USD 5,5 miliar atau Rp77 triliun. Artinya, kalau dikalkulasikan dengan panjang lintasan 150 km, biayanya USD 33,3 juta/km,” ujarnya dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (14/2).

Padahal, biaya yang dibutuhkan untuk membangun proyek serupa di benua biru hanya menganggarkan USD 30 juta/km. “Di sana tenaga kerjanya dan harga tanah juga lebih mahal,” jelasnya.

Anggaran yang dibutuhkan untuk mendanai proyek serupa di Cina sendiri pun jauh lebih murah. Padahal, itu dalam skema kontur tanah atau demografinya sangat riskan (high risk). “Biayanya hanya USD 10 juta/km,” ucapnya.

“Artinya, proyek ini dipastikan sarat mark up,” tandas wakil ketua umum DPP Gerindra ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka