Presiden Jokowi telah meminta harga BBM dihitung kembali agar dapat diturunkan. Hal ini termasuk ke dalam paket kebijakan ekonomi jilid III yang terus dibahas dan akan segera keluar dalam waktu dekat. Jokowi menyebut keputusan soal turun atau tidaknya harga BBM akan dilaporkan kepada dirinya pada hari Senin, 5 Oktober 2015

Jakarta, Aktual.com — Praktek kecurangan oleh sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) saat melakukan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada masyarakat konsumen pengguna BBM ternyata masih marak dilakukan.

Pemerintah sendiri membenarkan, jika sampai saat ini masih banyak SPBU yang terbukti melakukan kecurangan dengan mengurangi takaran liter BBM saat melakukan pengisian BBM kepada pengguna di SPBU.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan (Kemendag), Widodo mengungkapkan, dari total SPBU di Indonesia yang mencapai 6.000 unit, 60% nya atau 3.600 unit berada di Jawa. Sementara yang terbukti melakukan  kecurangan, khusus di Pantura mencapai 30% dari total yang tersebar di Jawa.

“Kalau di sepanjang pantura itu ada 30% dari total SPBU yang ada di Jawa dan kami temukan mereka melakukan kecurangan,” kata Widodo di Jakarta, Selasa (16/2) kemarin.

Olehnya itu, guna melakukan penertiban dan pengawasan terhadap SPBU yang ‘nakal’ tersebut, Kemendag kemudian menggandeng Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) untuk melakukan pengawasan dan penindakan, sampai pada penutupan SPBU yang terbukti melakukan kecurangan.

“Jadi bersama BPH Migas, kita akan awasi dan lakukan penindakan kepada SPBU yang kami temukan curang. Saat ini tim sudah bekerja turun ke lapangan untuk mengecek secara berkala SPBU yang beroperasi,” ujarnya.

Kerjasama dilakukan bertujuan tidak hanya melindungi konsumen pengguna BBM tetapi juga untuk menciptakan iklim usaha yang baik.

“Kita banyak laporan tentang takaran yang diterima SPBU dari penyalur tidak sesuai yang semestinya, begitupun dari sisi konsumen, terkadang tidak sesuai kuota minyak yang dibeli. Nah yang begini kita akan tertibkan dengan memperketat pengawasan, misalnya peralatan alat ukur atau tera yang digunakan SPBU selama ini,” paparnya.

Widodo menyebut, selain terjadi di SPBU, pencurian BBM juga marak melalui tangki minyak yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab pada saat pengisian Bahan Bakar Minyak yang kerap terjadi di SPBU.

“Tangki ukur Mobil tadi pada saat diisi penuh sesuai ukuran, tapi pada saat dikeluarkan di SPBU berkurang. Ternyata ada jerigen besi yang ditaruh di dalamnya sehingga saat dikeluarkan, BBM tidak ikut keluar semuanya dan tertinggal di jerigen tadi,” papar Widodo.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan