Kisruh Proyek Kereta Api Cepat (Aktual/Ilst.Nlsn)
Kisruh Proyek Kereta Api Cepat (Aktual/Ilst.Nlsn)

Jakarta, Aktual.com — Polemik proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang digarap PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) bersama konsorsium China memulai babak konflik baru. Kali ini, proyek kontroversial itu ditolak oleh jajaran TNI Angkatan Udara (AU).

Penolakan TNI AU ini berawal ketika KCIC berencana menjadikan Halim Perdanakusuma sebagai stasiun kereta cepatnya. Rencana ini langsung diprotes pimpinan TNI AU, mengingat Halim sebagai pangkalan militer sekaligus lokasi perumahan prajurit aktif TNI AU.

Polemik Halim ini kabarnya akan ‘didamaikan’ oleh Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas). Namun Bappenas sendiri belum tahu pasti cara penyelesaiannya.

“Masalah itu menjadi perhatian kami. Tapi bagaimana cara mediasinya? Kita lihat saja nanti,” terang Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Leonard Tampubolon, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (17/2).

Namun didesak bagaimana mekanisme mediasi lebih lanjutnya, Leo enggan untuk menjelaskan. Tapi yang pasti, ia mengklaim proyek kereta cepat ini sebagai proyek infrastruktur yang strategis.

“Saya tidak mau ngomong lebih banyak, takut salah. Yang jelas ini proyek strategis. Tapi coba Anda hubungi Pak Rizky (Rizky Feriyanto – Deputi Polhukamhan Bappenas),” kilah Leo.

Sebelumnya, Direktur Transportasi Bappenas, Bambang Prihartono menyebut, saat ini masalah kereta cepat yang masih berproses cukup lama tapi belum selesai juga, yaitu terkait masalah Halim, antara KCIC dan TNI.

“Inya Allah nanti segera selesai, Bappenas akan memfasilitasi untuk menyelesaikan itu,” tandas Bambang.

Menurut Bambang, proyek kereta cepat ini akan mengurangi beban logistik di darat sebanyak satu persen.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Dwi Badarmanto, ketika dihubungi Aktual.com belum lama ini, meastikan penolakannya terhadap stasiun kereta ceoat yang akan dibangun di Halim.

“Kalau mau dijadikan stasiun kereta cepat di Halim, kami dari TNI AU dengan tegas menolak kalau fasilitas TNI AU yang di Halim dikorbankan,” papar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan