Jakarta, Aktual.com — Keinginan Presiden Joko Widodo untuk menggabungkan Indonesia ke arus perdagangan bebas Trans Pasific Partnership (TPP) dinilai salah kaprah dan hanya ikut-ikutan karena tidak berdasarkan kajian dan tidak sesuai dengan iklim ekonomi Indonesia.

Manajer Advokasi Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Apung Widadi mengatakan arah kebijakan Presiden Jokowi ‘berpijak pada dua kaki’.

Di satu sisi Jokowi merapat ke China degan kereta cepat yang telah meresahkan rakyat. Di sisi lain, Jokowi terpengaruh AS untuk membaur di TPP yang akan merugikan bagi Indonesia.

“Jokowi ini berpijak dua kaki, ke AS dan ke China, jadi di bawah Jokowi ini kita tidak punya kepribadian, nawacita menjadi barang basi,” kata Apung kepada Aktual.com di Jakarta, Rabu (17/2).

Lebih lanjut menurutnya, TPP merupakan ancaman serius bagi karakter perekonomian nasional, karena TPP menerapkan sistem neolib yang akan mematikan usaha rakyat kecil.

“Kalau jokowi gabung di TPP, benar-benar rezim neolib, ekonomi nasional akan diacak-acak melalui investasi yang gila-gilaan dengan regulasi tersendiri yang tidak bisa disentuh oleh negara,” tuturnya.

Dia berharap Jokowi memikirkan kembali dan mengkaji secara mendalam serta mendengar arus suara rakyat.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan