Petugas mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite ke dalam mobil tanki BBM untuk didistribusikan ke sejumlah SPBU di wilayah Jawa Timur di Terminal BBM Pertamina Surabaya Group, Surabaya, Jatim, Selasa (10/11). PT Pertamina (Persero) menyebutkan realisasi penjualan BBM jenis Pertalite secara nasional sejak akhir Juli hingga Oktober 2015 telah mencapai 178,23 juta liter, dengan pencapaian outlet Pertalite mencapai 1.642 SPBU dari target 1.920 SPBU pada akhir tahun. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Pertamina telah melakukan kongkalikong dalam Penjualan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak sesuai dengan harga seharusnya.

Hal itu dikatakan oleh Aktivis ILR, Erwin Natosmal Oemar, yang mencermati tren minyak dunia yang mengalami penurunan secara signifikan hingga berada di bawah USD30 per barel, untuk itu semestinya harga penjualan BBM di dalam negeri mengalami penyesuaian harga.

“Jika kita lihat, tren harga minyak di dunia mengalami penurunan, tapi anehnya kok di dalam negeri tidak ada penyesuaian harga, jadi jelas ada kongkalikong dalam pengelolaan harga minyak dinegara kita ini,” kata Erwin kepada Aktual.com di Jakarta, Rabu (17/2).

Menurutnya BBM merupakan barang yang berimplikasi mempengaruhi hajat hidup orang banyak, oleh karena itu pengelolaannya harus transparan dan akuntabel.

Namun dia menyayangkan atas sikap Pertamina dalam pengelolaan harga BBM. Menurutnya Pertamina telah melakukan tindakan yang tidak adil dan merugikan masyarakat.

“Jadi Pertamina tidak transparan, dari satu sisi dia menaikkan harga minyak dengan logika pasar, namun pada saat tren penurunan, mereka tidak mau menurunkan harga, ini tentu merugikan publik secara luas,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan