Banda Aceh, Aktual.co — Asisten Menteri Luar Negeri (Menlu) Urusan Kependudukan, Pengungsi dan Migrasi Amerika Serikat, Anne C Richard, menyatakan Amerika sangat prihatin terhadap apa yang dialami oleh warga Rohingnya asal Myanmar dan Bangladesh yang meninggalkan negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Selain itu, Anne menyebutkan pihaknya sangat menyayangkan krisis imigran itu terjadi di Asia Tenggara.
Saat ditanya apa tekanan dan kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat terhadap Myanmar tentang nasib muslim Rohingnya? “Soal kebijakan luar negeri Amerika biarlah kolega saya di Washinton yang menjawab pertanyaan itu. Tugas saya kemari adalah ingin memastikan apakah imigran Rohingnya ini mendapat penampungan yang layak dan berupaya mengatasi krisis ini,” ujar Anne, Selasa (2/6) di Aceh.
Dia menyebutkan dirinya telah mendatangi Provinsi Rakhine tempat mayoritas muslim Rohingnya berada di Myanmar. Provinsi itu, sambung Anne sangat menyedihkan. Tidak ada pendidikan dan kehidupan yang baik di sana. Padahal, alam Rakhine sangat indah.
“Jika Myanmar ingin maju, maka dia tak bisa membedakan Rakhine dengan bagian Myanmar lainnya. Rakhine juga harus mendapatkan akses pembangunan, sama dengan provinsi lainnya di Myanmar,” ujar Anne.
Dijelaskan, persoalan Rohingnya juga telah dibahas secara serius oleh perwakilan negara-negara Asia Tenggara di Bangkok baru-baru ini. Semua negara berkomitmen ingin mencari solusi mengatasi krisis imigran tersebut.
“Amerika punya program pembangunan di Rakhine. Namun, bukan itu utama. Berapa pun besaran uang yang kita berikan tidak ada artinya, jika mereka tak punya kebebasan. Membicarakan sanksi terhadap Myanmar bukan tujuan kami datang kemari,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: