Jakarta, Aktual.com — Melanjutkan pemberitaan Aktual.com sebelumnya terkait penyakit hati, Ustad Muhamad Ikrom, di Masjid Al Barkah, Parung Panjang, dalam Khutbah salat Jumatnya, Jumat (19/02), menjelaskan, tentang penyakit hati atau penyakit rohani itu ada delapan jenis.
Penyakit tersebut dapat menyerang manusia, dapat mengganggu ketenangan hidupnya hingga bisa berakibat buruk bagi kelangsungan hidup umat manusia. Di antaranya:
1. Penyakit kebimbangan atau keraguan (Al Hammu)
“Bila seseorang mempunyai rasa bimbang dalam kehidupannya niscaya akan banyak mengalami kegagalan-kegagalan dalam meraih cita-citanya. Negara ini bila mempunyai seorang pemimpin yang bimbang alias peragu dalam mengambil sebuah keputusan niscaya Negara tidak akan maju, bahkan bisa jadi bahan permainan lawan-lawan politiknya, akan menjadi bahan olok-olokan oleh bangsa lain karena sifat bimbang pemimpinnya dalam menentukan kebijakannya,” kata Ustad Ikrom menjelaskan.
Oleh karena itu penyakit bimbang dan peragu harus dihilangkan, demikian yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah sabdanya:
دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلىَ مَا لاَ يَرِيْبُكَ.
“Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.”
“Sikap bimbang dan ragu mencekam dirinya, maka akan merasa terancam bahaya, padahal bahaya tidak ada, akan merasa cemas dan tidak berani berbuat keptusan karena takut kalau-kalau tindakannya akan merugikan, atau membahayakan dirinya. Rasa bimbang dan ragu terus menghantui dirinya, sehingga orang itu tidak stabil tingkah lakunya tidak menentu, berbuat yang tidak-tidak, berbuat merasa tidak senang, orang itu merasa khawatir kalau-kalau usahanya itu akan gagal,” terangnya lagi.
2. Bekerja hanya ingin dipuji oleh manusia (Riya)
“Berbuat baik dengan tujuan semata-mata agar ingin dipuji dan disanjung oleh orang lain adalah perbuatan yang hina, betapa tidak terkadang suatu ketika dia berbuat baik namun tidak mendapat pujian dan sanjungan atas perbuatannya maka ia akan mengungkit-ungkit dan menyebut-nyebutnya segala kebaikannya tersebut. Kasus-kasus semacam ini dapat lihat pada masa-masa Pemilu atau Pilkada, dimana ada seorang calon legislatif atau calon kepala daerah yang gagal lolos terpilih mengambil kembali segala bentuk kebaikannya yang ia berikan,” paparnya.
“Seorang atau pemimpin suatu Negara bila mempunyai sifat atau penyakit semacam ini akan cenderung berbuat tebar pesona daripada benar-benar bekerja untuk rakyatnya atau hanya sekedar mencari popularitas untuk meraih simpati. Seseorang hanya ingin beribadah supaya dianggap sebagai orang sholeh atau ingin mendapatkan pahala, terhindar dari azab neraka dan ingin memperleh surga, maka nilai ibadahnya hanya akan sia-sia di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu seorang muslim harus menjauhi prilaku ini dan beribadah hanya semata-mata karena Allah SWT.”
3. Penyakit angkuh dan takabur
“Angkuh dan sombong dalam berbicara dan berperilaku adalah perbuatan yang akan merugikan dirinya sendiri, musuhnya lebih banyak daripada teman-teman yang menyukainya. Seseorang yang dihinggapinya penyakit ini akan terpatri dalam dirinya sebagai manusia yang ‘super power’, merasa lebih dan di atas segala-galanya, tidak akan pernah mengakui keunggulan dan kelebihan orang lain, merasa hebat dan merasa lebih pintar, meskipun sesungguhnya ia adalah orang bodoh, miskin dan jelek,” ujarnya menerangkan.
Sifat sombong dan angkuh pernah dipertontonkan oleh Iblis yang mengakibatkan ia harus diusir dari Surga untuk selama-lamanya.
4. Penyakit kikir alias pelit
“Letak nilai keadilan Allah SWT. adalah adanya seseorang yang berhasil dan sukses dalam mengumpulkan harta benda sebanyak-banyak dan adapula seseorang yang gagal dalam mengumpulkan harta benda sehingga disebut manusia papa. Dengan kesuksesan dan kejayaan yang diperoleh oleh seseorang tersebut diwajibkan untuk membagikan sebagian harta kekayaannya kepada orang miskin sebagai wujud kehidupan sosial masyarakat yang benar sesuai kehendak Allah SWT,” urainya menjelaskan.
“Seseorang yang mengalami penyakit kikir, ia tidak akan peduli dengan sesama, masa bodoh dengan penderitaan orang lain dan ia tidak akan membagi harta bendanya kepada orang lain meskipun ada kewajiban mengeluarkan zakat, infaq dan sedekah. Bahkan tak jarang dijumpai orang dihinggapi penyakit kikir ini juga selalu perhitungan untuk dirinya sendiri. Ibarat ia punya payung ketika hujan tapi payungnya dikepit, ia berjalan punya sepeda tapi sepedanya malah dituntunnya. Sifat kikir Tsalabah mengakibatkan ia akhirnya jatuh miskin selama-lamanya atau kikirnya Qarun akhirnya tenggelam bersama harta bendanya di perut Bumi.”
5. Penyakit iri hati dan dengki (Al Hasad)
“Manusia yang iri hati akan cenderung tidak tenteram dan tenang hatinya, karena setiap harinya selalu diisi dengan rasa benci terhadap keberhasilan orang lain yang tidak dia dapatkan. Sifat iri akan mendatangkan sifat dengki dampaknya bisa berakibat fatal bagi orang lain dan masyarakat umum karena akan timbul saling fitnah antar sesama, saling bermusuhan dan buruk sangka bahkan cenderung akan mencelakakan orang lain. Penyakit ini ibarat orang yang mendapatkan nikmat ia yang sakit gigi. Kedengkian juga Qabil terhadap Habil mengakibatkan Qabil membunuh adiknya Habil.”
6. Penyakit curang
“Penyakit curang merupakan perbuatan yang akan mengakibatkan seseorang berbuat tidak mansiawi dan tidak gentlemen, ia akan berlaku korupsi baik dari sekala kecil hingga sekala besar. Kecurangan seorang pedagang yang mengurangi jumlah barang dagangannya dengan mensiasati untuk mengurangi timbangan, kecurangan seorang pejabat yang memark-up sebuah proyek pemerintah sehingga uang masuk kantongnya. Seorang penginfut data jika curang akan memanipulasi angka-angka dan data yang semestinya akurat. Karwayan jika sudah curang akan mengurangi jam kerjanya.”
7. Penyakit cinta dunia (Hubbuduniya)
“Allah SWT sama sekali tidak melarang manusia untuk hidup kaya raya, namun dilarang hidup berlebih-lebihan, berfoya-foya dan terlalu cinta dunia. Orang yang cinta akan dunia sifat sosial kemasyarakatannya cenderung akan berkurang karena merasa harta dunia adalah di atas segala-galanya. Sehingga tidak sadar suatu saat dia akan meninggalkan hartanya atau hartanya yang meninggalkan dia untuk selamanya. Penyakit ini akan memunculkan sifat manusia yang menghalalkan segala cara demi tujuannya tercapai tanpa memperdulikan rambu-rambu halal dan haram.”
8. Penyakit panjang angan-angan (Tulul ‘amal)
“Panjang angan-angan akan menyebabkan seseoran menjadi malas dan juga menyebabkan selalu menunda tobat sehingga tidak heran akan takut sebuah kematian. Perbuatan mengonsumsi narkoba, berjudi, dan mengadu nasib lewat undian adalah salah satu perbuatan orang yang panjang angan-angan, dia berharap dengan narkoba hidupnya akan menjadi tenang, melalui perjudian bisa menjadi kaya mendadak tanpa harus bekerja keras, serta berharap dari undian hidupnya akan mendapatkan untung besar,” katanya panjang lebar.
“Orang yang panjang angan-angan hidupnya tak lebih dengan untaian kata-kata jikalau, seumpama, semisal contoh dan seandainya, bahkan jika angan-angan panjang ia seolah-olah hidup seribu tahun lagi, dan pada akhirnya takut akan kematian, dan penyakit ini pulalah yang dikwatirkan oleh Nabi karena penyakit ini mengakbatkan umat Islam hanyalah ibarat buih dilautan, mudah diombang ambingkan oleh arus.”
Ustad Ikrom berharap, semoga Muslim semuanya terbebas dari sebuah penyakit yang amat berbahaya bagi kehidupannya.
“Kini saatnya bersihkan hati, bersihkan lisan dan bersihkan pikiran dari hal-hal yang tidak bermamfaat, karena hidup ini hanya satu tujuannya yakni hanya mengharap ridha Allah SWT. Hati yang bersih, dan suci, akan mudah menyerap dan memantulkan kebaikan. Akan memancarkan cahaya seperti permata intan berlian. Jika melihat wajah seseorang yang beriman, wajahnya bercahaya karena terpancarnya cahaya keimanan dari hatinya. Oleh karena itu mari selalu membersihkan hati,” jelasnya.
“Melatih diri sendiri agar senantiasa hidup bersih lahir batin adalah suatu tuntunan yang harus dilakoni. Akan tetapi langkah itu sangat bergantung pada keseriusan dan tekad diri sendiri. Pola hidup bersih harus berawal dari diri sendiri. Tentunya dimulai berlatih hidup bersih dari hati, lisan, sikap dan tindakan. Berusaha agar setiap untaian kata yang keluar dari lisan penuh makna dan hikmah.”
“Jauhi lisan dari berkata-kata kotor, keji dan tidak senonoh. Sebab setiap kali bicara kotor, kesucian hati pun ternoda. Hidup yang bersih, akan semakin peka dan peduli. Silahkan coba lihat cermin yang bersih, jika ada titik noda menempel di cermin itu akan cepat ketahuan. Namun jikalau cermin itu kotor, penuh dengan noda dan debu, jika digunakan untuk melihat wajah sendiri saja susah. Diri yang bersih akan lebih peka melihat aib dan kekurangan diri sendiri. Bahkan akan lebih peka terhadap peluang amal dan ilmu. Sebaliknya, bagi yang kotor mata hatinya, jangankan untuk melihat kekurangan orang lain, melihat kekurangan diri saja tidak mampu. Mari berusaha membersihkan hati semampunya. Sedikit demi sedikit sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, terus dan terus menjadikannya lebih baik,” kata ia menutup pembicaraan.
Artikel ini ditulis oleh: