Jakarta, Aktual.com — Pada perdagangan besok (23/2) pemerintah akan menerbitkan lima seri surat utang. Namun sayangnya pada perdagangan hari ini, laju pasar obligasi diperkirakan masih akan melanjutkan tren pelemahan.
Kondisi tersebut dipengaruhi masih berlanjutnya aksi jual akibat tren depresiasi rupiah terhadap dollar AS. Sehingga membuat Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang diterbitkan minim respon.
“Jika kondisi tersebut terus berlanjut dan ditambah dengan rupiah yang masih rentan melemah, maka dapat memberikan imbas negatif pada laju pasar obligasi,” jelas analis PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada dalam analisis hariannya, Senin (22/2).
Dia menyebutkan, laju pasar obligasi yang berakhir melemah di akhir pekan kemarin menggenapkan pelemahan yang terjadi di sepanjang pekan kemarin.
Menurut dia, jika tidak ada sentimen positif dari global, dikhawatirkan pasar obligasi melanjutkan tren pelemahan. Namun ia berharap, rilis data-data ekonomi global diharapkan dapat lebih baik.
“Kemungkinan laju harga obligasi bergerak pada rentang 25-45 basis poin. Untuk itu, tetap cermati perubahan dan antisipasi sentimen yang ada,” ujar Reza.
Dari data yang ia kantongi, besok pemerintah akan melelang SBSN dengan target indikatif sebesar Rp4 triliun. Adapun seri-seri yang akan dilelang sebagai berikut:
1. Seri SPN-S10082016 dengan pembayaran imbalan secara diskonto dan jatuh tempo 10 Agustus 2016.
2. Seri PBS006 dengan pembayaran imbalan sebesar 8,25 persen dan jatuh tempo 15 September 2020.
3. Seri PBS009 dengan pembayaran imbalan sebesar 7,75 persen dan jatuh tempo pada 25 Januari 2018.
4. Seri PBS011 dengan pembayaran imbalan sebesar 8,75 persen dan jatuh tempo pada 15 Agustus 2023.
5. Seri PBS012 dengan pembayaran imbalan sebesar 8,875 persen dan jatuh tempo pada 15 November 2031.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan