Jakarta, Aktual.com — Penyaluran kredit properti (real estate) oleh perbankan yang beraktivitas di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami penurunan signifikan, 24,91 persen posisi Desember 2015.

“Desember 2015 kredit properti di Sulut hanya Rp355,40 miliar bandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp473,283 miliar, atau turun 24,91 persen,” kata Deputi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut Yusnang di Manado, Senin (22/2).

Yusnang mengatakan penurunan kredit ke sektor properti ini dikarenakan beberapa bank penyalur kredit tidak lagi menyalurkan melainkan dipusatkan kepada bank yang ditunjuk langsung oleh pemerintah yakni Bank tabungan Negara (BTN).

Selain itu, katanya, di tahun 2015 perbankan agak sedikit mengerem pemberian kredit ke sektor properti karena dampak pelemahan ekonomi secara global dan nasional.

Dari sisi Non performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah, kredit properti cukup baik, hanya sebesar 0,49 persen,jauh di bawah batas maksimum BI lima persen. Hal ini menandakan bahwa tingkat pengembalian kredit properti cukup baik di Provinsi Sulut.

Kepala Cabang Bank Syariah Mandiri Manado Ahmad Widodo mengatakan Bank Syariah Mandiri (BSM) Manado sedang menjajaki kerja sama dengan beberapa pengembang dalam memberikan pembiayaan ke sektor properti.

“Tahun ini kami akan fokus menggandeng pengembang sehingga memberikan kemudahan dalam pembiayaan khususnya perumahan,” kata Ahmad.

Dia mengatakan sebelumnya BSM Manado hanya membiayai rumah yang sudah jadi tapi dengan bekerja sama pengembang rumah yang belum siap juga bisa dibiayai.

“Kami akan bekerja sama dengan beberapa pengembang di tahun ini, agar pembiayaan di sektor properti bisa meningkat,” jelasnya.

Ahmad mengatakan untuk rumah sangat sederhana saat ini belum dibiayai oleh BSM karena ada bank yang telah ditunjuk langsung oleh pemerintah.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka