Jakarta, Aktual.com — Direktur Center For Budget Analysis (CBA) Ucok Sky Kadafi mengatakan bahwa salah satu modus pembagunan kereta cepat telah terhendus yakni membuka akses bagi kaum pemodal untuk mengokohkan cengkeraman terhadap kekayaan negara.
Pasarlnya, berbagai kawasan direncanakan akan dijadikan orientasi pengembangan properti oleh sejumlah perusahaan ternama diantaranya yakni Agung Podomoro, Sinarmas, Lippo dan Disneyland dinilai bentuk penjajahan dan penguasaan kawasan.
“Ini sama saja menyerahkan tanah negara kepada orang orang kaya. Ini aneh dan tidak adil. Kalau rakyat yang menduduki suatu lahan, tindakan yang dilakukan pemerintah dengan cara agresif, Tapi kalau sama orang orang kaya dikasih begitu saja dengan modus investasi,” ujar Uchok Sky di Jakarta, Senin (22/2).
Sebelumnya Manajer Advokasi Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Apung Widadi juga melihat bahwa proyek kereta cepat hanyalah sebagai alat pancingan untuk proyek bisnis dan menguasai lahan PT Perkebunan Nusantara VII yang terintegrasi dengan jalur kereta tersebut.
“Sebenarnya ini hanyalah alat pancingan untuk proyek bisnis yang lebih besar untuk menguasai lahan PTPN VII yang akan disulap menjadi kota mandiri dan dijadikan tempat Transit Oriented Development” kata Apung di kantornya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa langkah pembangunan kereta api cepat merupakan proses pemberian kepada korporasi untuk menjarah aset bangsa.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka