Denpasar, Aktual.com – Gubernur Bali, Made Mangku Pastika membantah di wilayahnya terdapat tempat prostitusi. Meski Pulau Bali merupakan tujuan wisata, baik nasional maupun mancanegara.
“Prostitusi, emang ada prostitusi di Bali?” tanya Pastika usai Rapat Paripurna pencabutan Perda Mikol di Gedung DPRD Bali, Selasa (23/2).
Hal tak jauh berbeda disampaikan Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama. Ia juga membantah ada prostitusi di Pulau Seribu Pura. “Menurut saya tidak ada (prostitusi di Bali),” katanya di tempat yang sama.
Meski melontarkan pernyataan tersebut, Adi mengakui adanya praktek prostitusi kelas yang lebih kecil.
“Tapi saya tidak menutup mata. Mungkin ada yang kecil-kecilan begitu. Kita tidak mengurus detil soal itu,” tambah Adi.
Adi menceritakan, ketika dirinya masih menjadi mahasiswa, di Bali sempat ada tempat prostitusi. “Lokalisasi itu namanya Bali,” ungkapnya mengenang.
Meski memiliki nama Bali sebagai tempat prostitusi, Adi menolak jika pekerja seks komersialnya adalah warga Bali.
“Belum tentu pelakunya produk dari asli Bali. Namanya Bali, tapi yang bekerja dari luar,” katanya.
Menurut data yang dimiliki, ada tiga tempat di Denpasar, yang dijadikan tempat prostitusi. Tiga tempat itu adalah di Bawah Jembatan Kertalangu, Padang Galak dan Pasiran.
“Di wilayah Pasiran mas bisa dapat anak-anak di bawah umur, tarifnya cuma Rp100 ribu. Kalau mau kelas nenek-nenek, sana di bawah jembatan Kertalangu,” ungkap Mamang, salah seorang penjaga keamanan di Denpasar, Jumat (13/11/2015).
Artikel ini ditulis oleh: