Jakarta, Aktual.com — Diam-diam Kementerian BUMN sudah merestui Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) sebesar Rp2 triliun di tahun 2016 ini.
Kendati PMN di 2016 ditolak DPR, ternyata masih ada yang hold (ditahan), dimana pencairannya tinggal menunggu dikeluarkannya Peraturan Pemerintah.
“Kami masih menunggu pencairan PMN yang sudah dialokasikan di APBN 2016 lalu. Kalau PMN cair akan langsung genjot CAR (capital adequacy ratio) kami,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, Ngalim Sawega di Jakarta, Selasa (23/2).
Lebih lanjut Ngalim menyebutkan, per 31 Desember 2015 CAR Eximbank tercatat sebesar 13,9 persen, padahal di akhir tahun 2014 masih 16,66 persen. Sehingga ketika PMN jadi dikucurkan, selain mendukung ekspansi juga akan menggenjot CAR.
“Kalau PMN itu hari ini cair, maka CAR kami bisa langsung ke 16 persen,” tandas Ngalim.
Bahkan penurunan CAR dari 16,6 persen tahun 2014 menjadi 13,9 persen itu pun karena pencairan PMN 2015 sangat telat. “Turunnya baru Desember 2015 sehingga terlambat diakumulasikan dalam laju ekspansi kami,” tegas dia.
Tapi di tengah perbaikan pertumbuhan ekonomi 2016 ini, ia berharap, di tahun ini pertumbuhan pembiayaan, penjaminan dan asuransi bisa melanjutkan tren pertumbuhannya.
Per akhir Desember 2015, Eximbank mencatat peningkatan ekspansi pembiayaan, penjaminan dan asuransi mencapai Rp74,83 triliun atau mengalami kenaikan 23 persen secara year-on-year.
“Sebelumnya pemerintah sudah menambah modal kami Rp1 triliun (APBNP 2015). Ini menunjukkan konsistensi pemerintah untuk menambah kemampuan kami,” tutur Ngalim sembari menyebutkan bahwa total ekuitas di akhir 2015 sebesar 12,36 triliun.
Ia menambahkan, Eximbank menargetkan pertumbuhan pembiayaan di 2016 sebesar 20,19 persen menjadi Rp87,73 triliun, penjaminan sebesar 42,47 persen menjadi Rp8,9 triliun dan asuransi ditargetkan tumbuh 566,94 persen menjadi Rp8,05 triliun.
“Dan akhir 2015 lalu, laba bersih kami sebesar Rp1,43 triliun atau meningkat 20,73 persen dari posisi di akhir 2014 yang senilai Rp1,18 triliun,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan