Dalam aksinya massa mendesak DPRD DKI untuk menghentikan pembahasan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) dan kawasan strategis pantura Jakarta, serta menghentikan reklamasi pantai dengan proyek Giant Sea Wallnya yang menyebabkan penurunan tanah.

Jakarta, Aktual.com – Proyek reklamasi Teluk Jakarta yang sudah berjalan sejak tahun 2012 mengakibatkan ratusan kapal nelayan hilang.

“Akibat reklamasi 500 kapal nelayan yang hilang,” ucap Ketua DPW Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) M. Taher saat unjuk rasa di depan Gedung DPRD, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (25/2).

Selain kerugian kapal, Taher mengatakan kerugian terbesar dari proyek reklamasi di Teluk Jakarta adalah hilangnya wilayah tangkapan bagi nelayan yang merupakan tempat mereka mencari kehidupan.

“Seenaknya mereka pengembang menyaplok wilayah tangkap nelayan, kayak laut itu milik mereka. Itu tempat nelayan hidup,” ucap Taher.

Diketahui, ratusan nelayan Teluk Jakarta hari ini berunjukrasa di Jalan Kebon Sirih depan Gedung DPRD DKI. Para nelayan melontarkan orasinya menyatakan menolak reklamasi di Teluk Jakarta.

Aksi digelar berbarengan jadwal paripurna dewan untuk mengesahkan Rencana Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K). Paripurna dijadwalkan digelar pukul 14.00Wib. Raperda zonasi diketahui merupakan karpet merah bagi proyek reklamasi Teluk Jakarta.

Massa nelayan meneriakkan penolakan terhadap proyek reklamasi Teluk Jakarta yang hingga hari ini terus dikerjakan pengembang yang mendapat restu Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Artikel ini ditulis oleh: