Surabaya, Aktual.com — Puluhan warga penghuni Apartemen Puncak Permai Surabaya, melakukan aksi segel kantor manajemen apartemen Puncak Permai.

Bahkan akibat penyegelan tersebut, nyaris terjadi baku hantam. Beruntung, jumlah warga begitu banyak, sehingga pihak keamanan apartemen lebih memilih mengalah.

Namun, salah seorang pemuda berpotongan cepak, yang diduga orang suruhan pihak manajmen apartmen, diamankan warga lantaran merekam aksi yang dilakukan oleh warga dengan kamera Handphond.

Warga penghuni apartemen akhirnya membawanya ke kantor polisi lantaran pria tersebut selalu berubah-ubah pengakuan identitasnya.

“Saya warga apartemen sini.” kata pria tersebut, Sabtu (27/2) dini hari. Namun saat didesak warga, pria tersebut berganti mengaku sebagai pegawai.

Peristiwa bermula ketika Jumat (26/2) terjadi lampu mati pada pukul 06.00 pagi. Namun, hingga pukul 22.00 malam, listrik apartemen masih juga belum menyala.

Akibatnya, puluhan penghuni tak bisa masuk. “Kasihan anak-anak terus bayi-bayi. Mereka terpaksa menunggu di luar.” ujar Andrean, salah satu penghuni.

Puncaknya, pada pukul 23.00 malam. Sebagai wujud protes, warga membawa rantai besi dan menggembok seluruh pintu manajemen dari luar. Saat itulah mulai terjadi keributan. Namun aksi warga membuahkan hasil. Saat terjadi keributan, listrik apartemen tiba-tiba menyala.

Andrean, salah seroang warga penghuni apartemen, menegaskan bahwa listrik mati memang ada kesengajaan yang dilakukan oleh manajemen. Sebab, sejak awal antara manajemen dengan penghuni sudah tidak pernah akur. Warga merasa ditipu oleh manajemen apartemen.

“Warga memang sering protes. Kita beli di apartemen sudah lunas, tapi sudah lebih dari lima tahun, sertifikat tidak pernah dikasih. Ternyata digadaikan oleh manajemen.” kata Anderan.

“Listrik kita sudah bayar. Bayangkan, saya jarang pakai listrik, karena saya jarang tinggal di sini lantaran kumuh. Tapi kok biaya listrik per bulan kena 1.300.000 rupiah. Anehkan?” sahut Helmi sambil menunjukkan bukti pembayaran.

Senada dengan Lim Lie. Dia baru tahu jika setelah lunas, ternyata apartemen yang ditempati, telah digadaikan sertifikatntya. Sebab, saat membayar cicilan sampai lunas, cicilan tersebut dibayarkan ke bank atas nama bank sendiri.

Bukan atas nama pengelolah apartemen. Sementara, dari pihak manajemen sendiri, hingga malam tidak ada di lokasi dan belum bisa dimintai keterangan terkait kejadian tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu