Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VII Endre Saifoel, menilai ada permainan pasokan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Ombilin, Sumatera Barat, saat melakukan kunjungan kerja beberapa waktu lalu.
Menurutnya, permainan itu bisa dilihat dari jumlah pasokan batu bara beserta harganya yang berlipat ganda.
”Saya meyakini pasti ada permainan,” ujar Endre di Jakarta, Sabtu (27/2).
Legislator daerah pemilihan Sumatera Barat itu menjelaskan, batu bara yang di pasok dari Jambi tersebut spesifikasinya tidak masuk untuk PLTU. Hal tersebut bisa dipastikan dengan melihat perbedaan GAR (gross air-received yang berarti nilai kalori) atau AR (as received atau kandungan sulfur)-nya yang mencapai 1.000 kalori.
Lebih lanjut, Politisi Partai NasDem itu menjelaskan, PLTU Ombilin didesain menggunakan batu bara yang ada di Sawah Lunto, yang spesifikasinya sesuai. Selain itu, ada desain untuk kalori yang AR-nya 6.900. Sedangkan batu bara dari Jambi AR-nya cuma 4.500.
“Memang, pasokan batu bara ini tidak mungkin hanya dari Sawah Lunto, karena jumlahnya yang sedikit. Jika harus mengambil pasokan dari luar, tentu spesifikasinya harus sesuai dengan PLTU Ombilin. Tapi nampaknya tidak sama dengan spek yang di butuhkan,” ungkap Endre.
Endre menambahkan, efek dari spek yang dipaksakan ini adalah pasokan listrik yang menjadi rendah bagi daerah penerima. Sebab, kata dia, mesin penggeraknya tidak akan bekerja maksimal.
Tidak hanya dalam soal spek batu bara, Endre menuturkan, dalam hal penyediaan pun juga ditemukan masalah. Batu bara yang di pasok seharusnya cuma 1.000 ton, namun meningkat menjadi 3.000 ton.
“Tentu ini merugikan PLN dan negara,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: