Nilai perekonomian dari laut Indonesia diperkirakan mencapai 3 hingga 5 triliun dollar AS, atau setara sekitar Rp. 36 hingga 60 triliun per tahun. AKTUAL/NELSON

Jakarta, Aktual.com — Pengusaha yang terhimpun dalam Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menyebut para pengusaha menengah-kecil di sektor kelautan dan perikanan masih mengalami kesulitan pendanaan.

Padahal sektor ini katanya menjadi sektor prioritas pemerintah. Namun faktanya, pendanaan yang cukup besar tidak menyentuh kepada para pelaku usaha di sektor ini. Kalau pun ada, bunganya selangit.

“Katanya selama ini ada program Jaring dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan), tapi implementasinya belum konkret,” tutur mantan Ketua Gapmmi, Thomas Dharmawan kepada Aktual.com, Minggu (28/2).

Selama 2015, OJK memang fokus membiayai pelaku usaha di sektor kelautan dan perikanan melalui program Jangkau, Sinergi, dan Guideline (Jaring). Program ini melibatkan banyak bank untuk membiayai pelaku usahanya.

“Padahal program kemaritiman itu kan program prioritas pemerintah di bawah Presiden Jokowi (Joko Widodo). Tapi insentifnya tidak dirasakan pelaku usaha kecil dan menengah,” kritik Thomas.

Menurut dia, selama ini pelaku usaha kecil itu kerap mendapat informasi soal Jaring dari OJK. “Tapi masalahnya implementasi di lapanganya tidak ada sama sekali,” ketus dia.

Bahkan, kata dia, pihak perbankan lebih percaya ke pengusaha kategori kelas atas yang mudah mendapat akses pendanaan.

“Tapi bagi pelaku usaha petambak atau bahkan para nelayan, masalah pendanaan ini masih sulit. Ini bukan omong kosong. Memang faktanya belum ada,” tegas Thomas.

Berdasar data OJK, hingga kuartal tiga 2015, realisasi penyaluran kredit untuk sektor kelautan dan perikanan mencapai Rp4,41 triliun. Angka itu hanya mencapai 82,09 persen dari target agregat sebesar Rp5,37 triliun.

Padahal OJK sudah mengajak banyak bank untuk membiayai sektor ini. Bank-bank itu adalah, PT BNI (Persero) Tbk, PT BRI (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT BTPN Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Bukopin Tbk, dan PT BPD Sulselbar.

Selain itu ditambah dengan peserta baru, yaitu PT BCA Tbk, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Sinarmas Tbk, dan PT BPD Jatim Tbk.

Artikel ini ditulis oleh: