Petugas berjaga di depan cafe saat melakukan operasi cipta kondisi di Kalijodo, Jakarta, Sabtu (20/2). Menjelang penertiban kawasan lokalisasi Kalijodo sebanyak 6.542 personel gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP melakukan operasi cipta kondisi guna menekan gangguan keamanan di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/pd/16

Jakarta, Aktual.com – Suara ketukan palu bertalu-talu menghujami rangka bangunan yang berjejer di Jalan Kepanduan II, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara. Seketika suara-suara itu menggantikan dentum musik yang tiap hari mengiringi kehidupan pekerja seksual di kawasan prostitusi tersebut, Kalijodo.

Kini, usai dilumpuhkan dengan ketetapan pemerintah yang ingin kawasan tersebut menjadi ruang terbuka hijau. Ribuan aparat yang menjajahi kawasan itu sejak Sabtu (20/2) lalu, ratusan pekerja seksual yang biasanya meramaikan dan menggoda para hidung belang, seketika wujudnya tergantikan menjadi pengumpul barang bekas. Seminggu ini mereka telah menguasai satu-satunya jalan di sana, Kepanduan II.

Sebab Senin (29/2) esok pagi, parade lars akan menyambangi kawasan itu. Setelah Surat Pemberitahuan ketiga (SP3) dikeluarkan pada Minggu (28/2) tadi pagi. Isinya, Kalijodo, kawasan yang dulunya menjadi ajang mencari jodoh itu rata dengan tanah.

Salah satu pengumpul loak, Egi mengatakan, dirinya sudah berada di Kalijodo sejak Minggu (21/2) lalu untuk mengumpulkan barang-barang bekas yang masih layak untuk dijual kembali.

“Semuanya bisa laku, tapi pintu dan papan harganya cukup lumayan,” tutur Egi, Kalijodo, Jakarta Pusat, Minggu (28/2).

Dengan adanya pembongkaran di Kalijodo, Egi merasa terbantu isi kantongnya dan tak perlu repot berkeliling memutari Ibukota untuk mendapatkan nelasan ribu rupiah.

“Hari biasa mah muter-muter, paling banyak cuma 20ribu, kalau di sini, dari pagi ampe siang aja udah dapet 50ribu,” ucap Egi yang biasa bermalam di jalanan.

Dengan ulet, Egi memisahkan tembaga yang berada di dalam kabel. Satu persatu kabel ia kuliti untuk dijual Rp 25-30 ribu perkilonya.

Egi menuturkan, beberapa tukang loak beruntung mendapatkan perhiasan emas milik PSK berupa kalung, cincin dan gelang yang tertinggal.

“Teman saya kemarin dapet cincin sama kalung emas 5 gram, yang satu lagi dapat uang Rp100ribu dari dalam dompet,” tutur Egi.

Mulai dari kran air, hingga alas kasur dikemasi tukang loak. Mereka juga memeriksa dengan detail ratusan kamar-kamar yang ada di 58 kafe di Kalijodo.

Sebelum menjadi lautan loak, Kalijodo sempat menjadi panggung politik dadakan dengan datangnya dua Cagub DKI Jakarta, pejabat DPRD dan seorang mentri.

Kini, belasan alat berat telah disipakan di jalan Bidara Raya, yang tepat berada di belakang kawasan Kalijodo. Eskavator, back hoe dan truk-truk penganggkut material itu menunggu instruksi pembongkaran dari pemerintah.

Artikel ini ditulis oleh: