Denpasar, Aktual.com — Ribuan warga Bali dari empat desa turun ke jalan untuk menolak reklamasi Teluk Benoa. Ribuan warga itu terpecah menjadi empat titik. Kendati demikian, mereka bergerak bersamaan pada pukul 14.00 WITA hingga sore hari. Aksi mereka pun sempat menutup Tol Bali Mandara.
Keempat desa itu terdiri dari Desa Adat Canggu, Desa Adat Tanjung Benoa dan Serangan, Desa Adat Bualu dan Jimbaran, Desa Adat Canggu dan sejumlah desa adat di Denpasar.
Pantauan wartawan di lapangan, tiga titik pintu masuk Tol Bali Mandara sempat diduduki oleh demonstran. Tak pelak, arus lalu lintas menuju tol pun dialihkan. Setidaknya pintu masuk tol dari Pelabuhan Benoa, Kuta dan Nusa Dua sempat ditutup demonstran.
Tujuan mereka satu, menyerukan pembatalan Perpres Nomor 51 Tahun 2014 dan pembatalan AMDAL yang rencananya disahkan pada Senin (29/02) besok. Tak hanya itu, ratusan boat pun digunakan untuk menggelar aksi dari laut menuju lokasi rencana reklamasi seluas 700 hektar yang akan dilakukan oleh PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI).
Koordinator Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBali), I Wayan ‘Gendo’ Suardana menuturkan, aksi ribuan warga Bali ini untuk menunjukkan kekuatan masyarakat Bali yang menolak reklamasi Teluk Benoa.
“Ini bukti konkret jika rakyat Bali menolak dengan tegas rencana reklamasi berkedok revitalisasi Teluk Benoa seluas 700 hektar oleh PT TWBI,” tegas Gendo, kepada jurnalis media, pada Minggu (28/02).
“Kami juga mendesak agar Perpres Nomor 51 Tahun 2014 dicabut dan batalkan AMDAL yang manipulatif itu,” tambah Gendo.
Mantan aktivis 1998 itu melanjutkan, tak hanya di Denpasar dan sekitarnya, sejumlah desa lain di Bali juga secara serentak melakukan aksi demonstrasi serupa. Menurut ia, jumlah kekuatan massa yang turun ke jalan hari ini baru separuh dari seluruh desa adat di Bali yang menolak reklamasi Teluk Benoa.
“Ini baru setengah dari jumlah keseluruhan. Jika diperlukan, seluruh rakyat Bali akan turun ke jalan untuk menolak rencana reklamasi itu.
Artikel ini ditulis oleh: