Jakarta, Aktual.com — DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela di Laut Arafura, Maluku, dengan skema darat (onshore) lebih ekonomis dibandingkan laut (offshore).

“Pengolahan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) dengan membangun kilang di darat akan lebih ekonomis dibandingkan kilang LNG laut atau terapung (floating LNG/FLNG),” kata Ketua DPP PKS Memed Sosiawan dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara di Jakarta, Selasa (1/3).

Menurut dia, pembangunan Blok Masela dengan menggunakan FLNG atau “offshore” tanpa fasilitas darat akan memerlukan investasi sebesar 17,83 miliar dolar AS. Sedangkan pembangunan kilang LNG darat diperkirakan memerlukan investasi sebesar 12 miliar dolar AS.

Angka itu berbeda dengan proposal perkiraan biaya dari kontraktor Masela, Inpex dan Shell, yang menyatakan pembangunan kilang “offshore” hanya 14,8 miliar dolar AS. Sedangkan pembangunan kilang darat “onshore” mencapai 19,3 miliar dolar AS.

Kajian Kemenko Maritim dan Sumber Daya juga mencatat angka yang berbeda yakni biaya pembangunan kilang darat sekitar 16 miliar dolar AS dan kilang terapung 22 miliar dolar AS.

“Dengan demikian, memang ada kesimpulan yang sama dengan kajian Kemenko Maritim, bahwa kilang darat lebih murah dibandingkan dengan kilang laut,” ucap Memed.

Dia juga menyebut masyarakat Maluku tentunya menginginkan pengolahan LNG dilakukan di darat, sehingga dapat dimanfaatkan lebih lanjut oleh industri hilir gas seperti pupuk dan petrokimia.

“Sehingga terjadi ‘trickle down effect’ (dampak berantai) yang dapat menumbuhkan perekonomian domestik Maluku,” tutur dia.

Memed mengimbau pemerintah harus berani membuat keputusan yang memastikan gas Blok Masela sesuai Pasal 33 UUD 1945 yang menyatakan, bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

“Dengan demikian segala sumber daya alam termasuk Blok Masela yang mengandung gas harus dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,” ucap Memed.

Hingga saat ini, pemerintah belum memutuskan pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela yang terletak di perairan Laut Arafura, Maluku.

Dua opsi pengembangan muncul yakni kilang dibangun di laut atau di pulau dekat sumber gas.

Menteri ESDM Sudirman Said menyatakan opsi pengembangan Masela akan diputuskan dalam waktu dekat, sehingga keputusan akhir investasi (final investment decision/FID) bisa dilakukan pada 2018.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka