Jakarta, Aktual.com — Kementerian Koperasi dan UKM mengakui bahwa jumlah wirausaha di Indonesia masih jauh dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asean lainnya.
Deputi Bidang SDM Kementerian Koperasi dan UKM, Prakoso BS mengungkapkan, saat ini, Indonesia baru memiliki sebesar 1,65 persen wirausaha.
“Jumlah tersebut masih jauh dari target minimal pemerintah,” ungkap Prakoso di Jakarta, Rabu (2/3).
Prakoso menyebut, dari sisi jumlah wirausaha di Indonesia, jika dibandingkan dengan beberap negara lainnya, Indonesia masih kalah jauh dari Malaysia yang sudah 5 persen, menyusul Thailand 4 persen.
“Singapura dengan jumlah penduduknya sedikit, jumlah pengusahanya justru tinggi yakni sudah sebesar 7 persen,” sebutnya.
Ia mengungkapkan, untuk menggerakkan wirausaha di Indonesia seperti yang dilaksanakan selama ini. Wirausaha harus diberikan starup capital. Dengan demikian diharapkan Wirausaha Pemula (WP) bisa terus berkembang, dan target pemerintah minimal memiliki dua persen WP tercapai.
Untuk mendorong hal tersebut, Kemenkop saat ini sementara melakukan pembahasan lebih lanjut bersama LPDP, dan merampungkan skema perancangan konsep skim kredit khusus untuk para wirausaha muda.
Prakoso menjelaskan sejak dikurangi dana bansos, pengembangan wirausaha pemula dikhawatirkan terhambat karena mereka tidak bisa mengakses kredit usaha rakyat (KUR). Maka salah satu caranya yang dilakukan adalah dengan mencari terobosan baru dengan berlandaskan pada aturan perbankkan.
“Tujuannya untuk mempercepat pertumbuhan dan mengurangi kesenjangan antara level atas dengan level bawah. Untuk mengejar itu kita tidak bisa kalau hanya didiamkan saja,” katanya.
Syarat untuk mendapatkan skim kredit WP ini tidak jauh berbeda dengan KUR, yakni untuk pinjaman Rp 25 juta ke bawah tanpa agunan, dengan bunga 0,3 persen per bulan. Prakoso mengingatkan dengan adanya skim baru ini, jangan sampai tingkat NPL tinggi, kalau bisa nol persen.
“Nah kita harus punya terobosan untuk menerobos aturan ini. Oleh sebab itun kita mainkan dari skim kredit baru untuk UKM khususnya,” terang Prakoso.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan