Mataram, Aktual.com — Ketua Majelis Ulama (MUI) Kota Mataram TGH Mukhtar mengatakan, fenomena alam gerhana matahari total (GMT) yang diperkirakan akan terjadi tanggal 9 Maret 2016 adalah sebuah peringatan dari Allah SWT.
“Selain menjadi fenomena alam, GMT ini adalah peringatan dari Allah SWT, bahwa banyak hambanya yang berbuat dosa,” kata ia kepada jurnalis media, di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (02/03).
Oleh karena itu, sambungnya, umat muslim yang melihat fenomena alam itu disunahkan untuk melaksanakan shalat sunah gerhana.
Salat sunah itu hanya disunahkan bagi yang melihat, sedangkan yang tidak melihat tidak disunahkan.
“Yang namanya sunah itu, kalau dikerjakan mendapat pahala, jika tidak tidak apa-apa,” katanya.
Dikatakan ia, selain disarankan melaksanakan shalat sunah, ketika melihat gerhana matahari, umat Muslim juga diminta untuk banyak membaca istigfar agar terhindar dari berbagai bencana atau hal-hal bisa ditimbulkan oleh gerhana tersebut.
“Itu dari segi pandangan agama Islam, sedangkan jika menurut ilmu alam, gerhana terjadi karena adanya bayangan antara bulan dan bumi yang menutup cahaya matahari,” katanya.
Apapun itu, sambung Mukhtar, masalah fenomena alam itu tidak usah menjadi perbincangan yang diperdebatkan karena itu merupakan bagian satu keilmuan.
Namun demikian, katanya, daerah Nusa Tenggara Barat dikabarkan tidak akan dilewati oleh GMT tahun 2016, karena GMT tahun ini hanya akan melewati beberapa provinsi di Indonesia.
Peristiwa GMT ini pernah terjadi pada pada tahun 1983 dan peristiwa ini diperkirakan akan kembali terjadi pada tahun 2046 mendatang.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara