Jakarta, Aktual.com —  Meskipun Presiden Jokowi telah menegaskan bahwa pembangunan kilang blok Masela mengunakan skema on-shore ataupun off-shore akan diputuskan pada tahun 2018, namun kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi ngotot dan optimis bahwa kilang blok Masela akan dibangun menggunakan skema off-shore atau kilang terapung.

“Keinginan kontraktor tetap off-shore, kalkulasi SKK Migas off-shore,” tegasnya usai menjadi pembicara diskusi di Gedung DPR-RI Jakarta, Rabu (2/3).

Selanjutnya dia beralasan, jika pembangunan tersebut dilakukan melalui skema off-shore, maka pembangunan Maluku akan jauh lebih rasional dan efektif.

“Kalau ditinjau dari sisi pembangunan regional, untuk pembangunan masyarakat Maluku ke bagian selatan dan Maluku pada umumnya, itu memang harus off-shore,” jelasnya.

Sebaliknya dia memaparkan bawa pembangunan skema kilang di darat akan membawa pengaruh yang tidak baik bagi masyarakat Maluku.

“Satu pulau dibikin on-shore untuk konstruksinya butuh 7.000 orang pekerja, padahal keseluruhan kapasitas maluku itu paling 2.000 pekerja. Yang 5.000 pasti pendatang dari mana-mana kan berarti selama konstruksi itu pulau didominasi oleh pendatang,” jelasnya.

Dia menambahkan bahwa pulau tersebut akan dikuasai pendatang “Sudah selesai, mungkin 2.000-an akan stay jadi penduduk situ. Artinya pulau itu yang dominan nanti pendatang. Bupati Maluku Barat Daya khawatir juga,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka