Seorang penjaga kasir disalah satu supermarket saat memasang tulisan pelarangan pembelian produk tembakau di gerai supermarket, Juanda, Jakarta Pusat, Selasa (3//11/2015). Program tersebut ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pelarangan pembelian produk tembakau oleh anak-anak di bawah 18 tahun.

Jakarta, Aktual.com — Pertumbuhan ekonomi yang menurun tahun ini sepertinya tidak berpengaruh terhadap perusahaan rokok. Pasalnya PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) tahun 2015 mencatatkan laba bersih mencapai Rp10,4 triliun, naik sebesar 1,8 persen dibandingkan raihan pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp10,2 triliun.

“Kinerja pangsa pasar Sampoerna yang solid pada tahun 2015 menunjukkan kekuatan portofolio perusahaan. Kinerja yang solid juga mendukung tujuan penerimaan cukai pemerintah dan berkontribusi terhadap sumber penghidupan komunitas pertanian tembakau dan cengkeh Indonesia,” ujar Direktur Utama Sampoerna, Paul Janelle dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (2/3).

Dalam laporan keuangan perseroan tahun buku 2015 tercatat, penjualan bersih HM Sampoerna sebesar Rp89,06 triliun, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya Rp80,69 triliun pada kuartal ke-4 tahun 2014. Di tengah penjualan yang meningkat, beban pokok penjualan naik menjadi Rp67,3 triliun, dari Rp60,19 triliun pada 2014.

Sementara itu tercatat aset HM Sampoerna Tbk pada 2015 mencapai Rp38,01 triliun, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp28,38 triliun.

Pada bulan November 2015, Paul Janelle mengatakan perseroan berhasil memenuhi persyaratan Bursa Efek Indonesia (BEI), dimana setiap emiten diwajibkan melepas paling sedikit 7,5 persen sahamnya untuk dimiliki oleh publik selambat-lambatnya pada tanggal 30 Januari 2016.

Dalam melaksanakan aturan itu, perseroan melakukan penawaran umum terbatas atau “rights issue” dengan nilai sekitar 1,5 miliar dolar AS.

“Rights issue” Sampoerna itu merupakan pelepasan saham terbesar di kawasan Asia Tenggara.

“Sebagai salah satu investor terbesar di Indonesia, kami terus memegang komitmen kami di Indonesia. Transaksi itu menjadi contoh bahwa para investor dalam negeri dan luar negeri memiliki keyakinan terhadap kondisi perekonomian dan pasar saham Indonesia,” kata Paul Janelle.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka