Jakarta, Aktual.com — Penjualan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam bulan ini akan tetap mahal, karena pihak PT Pertamina (Persero) mengaku akan menghitung kembali pada bulan depan.

“Harganya masih seperti sekarang. Tidak ada kenaikan di bulan Maret. Saya rasa di April nanti Insya Allah akan dihitung lagi,” ungkap Dirut Pertamina, Dwi Soetjipto di sela-sela acara peresmian proyek jaringan gas di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (3/3)

Sedangkan yang lain-lain atau jenis minyak di luar yang ditentukan pemerintah terus secara bertahap setiap dua minggu di-review dan disesuaikan.

“Yang lain-lainnya, saat ini terus kita turunkan sesuai dengan cost yang memang bisa kita tekan,” tutur Dwi Soetjipto atau pria yang akrab disapa Pak Tjip.

Seperti diketahu dalam pemberitaan lainnya bahwa harga penjualan BBM didalam negeri lebih mahal daripada harga minyak di beberapa negara tetangga.

Jika dilihat perbandinga harga jual eceran BBM jenis premium RON95 dan RON97 di Malaysia turun masing-masing 15 sen dan 10 sen ringgit per liter mulai Selasa (1/3) dini hari, sementara harga diesel tidak berubah.

Menurut sumber industri yang dikutip berbagai media setempat di Kuala Lumpur, Selasa, harga baru RON95 (setara pertamax plus) menjadi 1,6 ringgit (Rp5.120) per liter dan RON97 menjadi 1,97 ringgit (Rp6.300) per liter.

“Harga diesel tetap pada 1,35 ringgit (Rp4.320) per liter atau tidak mengalami penurunan harga eceran,” katanya.

Pengusaha SPBU dan masyarakat diminta menggunakan harga terkini yang telah ditetapkan pemerintah tersebut.

Penurunan harga minyak dilakukan berdasar sistem fluktuatif terkendali yang dilaksanakan pemerintah mengikuti harga minyak dunia.

Sementara, di dalam negeri, PT Pertamina (Persero) per 1 Maret 2016 juga menurunkan harga bensin jenis Pertamax (RON92) Rp200 per liter menjadi Rp7.950 per liter, Pertamax Plus (RON95) Rp200 per liter menjadi Rp8.850 per liter, Pertalie (RON90) Rp100 per liter menjadi Rp7.500 per liter, dan Pertamina Dex (diesel) Rp200 per liter menjadi Rp8.800 per liter.

Sedangkan, untuk harga premium dan solar bersubsidi yang ditetapkan pemerintah, tidak berubah.

Harga premium (RON88) tetap Rp7.050 di wilayah Jawa-Bali dan Rp6.950 di luar Jawa Bali, sedangkan solar bersubsidi tetap Rp5.650 per liter.

Sesuai regulasi, pemerintah baru akan mengevaluasi harga jual premium dan solar bersubsidi tersebut pada April 2016.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan