Jakarta, Aktual.com — Kepolisian federal Brazil menahan mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva untuk dimintai keterangan dalam operasi antikorupsi dan pencucian uang.
Kepolisian mengatakan penerimaan dana ilegal telah dipakai untuk mendanai kampanye dan pengeluaran bagi Partai Buruh yang berkuasa.
Polisi menyatakan pihaknya memiliki bukti bahwa Lula menerima keuntungan-keuntungan secara ilegal dari skema yang berjalan di perusahaan minyak milik negara, Petrleo Brasileiro SA (Petrobras), dalam bentuk pembayaran uang serta properti mewah.
“Mantan presiden Lula, selain sebagai pemimpin partai, merupakan orang terakhir yang memutuskan siapa yang akan menjadi direktur di Petrobras dan juga merupakan salah satu penerima keuntungan dari kejahatan ini,” kata pernyataan polisi, Jumat (5/3).
“Ada bukti bahwa (aksi-aksi) kejahatan itu telah memperkaya dia dan mendanai kampanye pemilihan umum serta menjadi perbendaharaan partai politik (pimpinan)nya,” Juru bicara Lula pada Jumat belum memberikan komentar.
Polisi mengatakan mereka melakukan 33 penggeledahan dan penahanan terhadap 11 orang dalam putaran terbaru investigasi, yang dinamai Operasi Cuci Mobil, termasuk di Bernardo do Campo tempat Lula tinggal.
Sekitar 200 polisi dan 30 auditor dari kantor pajak federal mengambil bagian dalam operasi tersebut pada Jumat.
Yayasan Lula mengatakan dalam sebuah pernyataan, Kamis, bahwa mantan presiden Brazil itu tidak pernah melakukan tindakan ilegal, baik sebelum, saat, atau setelah menjalani masa jabatannya sebagai presiden.
Penahanan terhadap Lula, sejauh ini, akan menjadi peristiwa terbesar dalam sejarah penyelidikan terhadap dugaan korupsi di Petrobras. Investigasi tersebut telah menjerat sejumlah anggota parlemen serta pemimpin bisnis kuat di Brazil.
Lula menjabat sebagai presiden Brazil dari tahun 2003 hingga 2010. Periode itu dicurigai jaksa sebagai masa-masa sebagian besar praktik korupsi berlangsung.
Penahanan terhadap Lula akan menodai reputasinya sebagai pemimpin paling dicintai dalam sejarah modern Brazil serta mengancam pemerintahan pengganti, sekaligus anak didiknya, Dilma Rousseff.
Rousseff juga telah berkali-kali membantah melakukan tindakan ilegal.
Media Brazil melaporkan bahwa senator dari partai berkuasa Delcidio Amaral diduga menarik presiden dan Lula ke dalam skandal yang mencekik Petrobras.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka