Semarang, Aktual.com — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, KH Ahmad Darodji menegaskan tugas lembaga tersebut untuk meneguhkan warna Islam yang peramah, bukan pemarah.
“Umat Islam jangan mau diadu domba. Jumlah orang Islam pemarah di Indonesia sedikit, tetapi terkadang suka membuat ramai. MUI harus mampu menunjukkan Islam peramah,” katanya, kepada pewarta, di Semarang, Sabtu (05/03).
Hal tersebut diungkapkannya saat menyampaikan sambutan dalam rangka pengukuhan pengurus dan rapat kerja MUI Kota Semarang yang berlangsung di Aula Rumah Dinas Wali Kota Semarang.
Darodji mengakui salah satu permasalahan yang kerap membuat umat Islam mudah dipecah belah adalah ekonomi sehingga MUI harus memberdayakan masyarakat dengan menuntun ke ajaran Islam yang benar.
“Islam harus kuat dalam segala hal, termasuk ekonominya. Mukmin yang kuat lebih utama daripada mukmin yang lemah. Kemiskinan yang melanda umat Islam harus segera diselesaikan dengan baik,” katanya.
Selain itu, kata dia, MUI harus mampu menyatukan umat Islam dengan prinsip kebangsaan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan menjaga Islam sebagai agama yang suci.
Ketua MUI Kota Semarang Prof. KH Erfan Soebahar mengatakan umat Islam harus mampu menjadi teladan bagi bangsa Indonesia, terutama dalam menjaga kerukunan dan persatuan bangsa.
“Perbedaan paham dalam Islam seharusnya tidak menjadi kendala dalam menyatukan dan menguatkan agama. Salah satu upaya MUI adalah mengumpulkan tokoh-tokoh agama untuk saling berembuk,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan Kota semarang harus tetap menjadi kota yang kondusif, termasuk terhindar dari terjadinya konflik, khususnya yang berkaitan dengan agama.
“Agama Islam di Kota Semarang berkembang pesat dengan rembuk bareng. Semua isu agama harus diselesaikan dengan baik,” kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi yang juga Ketua Dewan Penasihat MUI Kota Semarang.
Hendi berpesan agar kekompakan dan komunikasi MUI dengan Pemerintah Kota Semarang terjalin dengan baik, terutama dalam organisasi dan harus mampu merangkul potensi masyarakat Kota Semarang.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara