Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jawa Tengah menyatakan Pemerintah perlu mewaspadai pelemahan ekonomi Tiongkok yang hingga saat ini masih terjadi.

“Untuk diketahui, Tiongkok masih memberikan kontribusi yang besar terhadap ketersediaan bahan baku industri di Jawa Tengah,” kata Kepala BI Kanwil Jateng Iskandar Simorangkir di Semarang, Senin (7/3).

Menurut dia, ekonomi Tiongkok masih dalam tren melambat di antaranya akibat masih lemahnya investasi, belum kuatnya produksi, dan upaya korporasi melakukan deleveraging atau upaya perusahaan untuk mengurangi rasio pasiva terhadap ekuitas.

“Ketika produksi di Tiongkok turun, otomatis barang yang dikirimkan ke Indonesia juga mengalami penurunan,” katanya.

Di sisi lain, Yuan masih berisiko melemah dan volatile karena mempertimbangkan risiko fundamental serta ketidakpastian kebijakan nilai tukar dan aturan di pasar saham Tiongkok.

“Dikhawatirkan, ekspor Jateng ke Tiongkok juga akan mengalami penurunan. Untuk diketahui, selama ini share produk Jateng ke Tiongkok cukup besar,” katanya.

Berdasarkan data BI, komposisi ekspor nonmigas Jateng ke Tiongkok pada triwulan IV tahun lalu mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan III tahun yang sama.

Untuk diketahui, jika pada triwulan III tahun 2015 komposisi ekspor Jateng ke Tiongkok mencapai 12,02 persen, pada triwulan IV turun menjadi 9,79 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka