Jakarta, Aktual.com — PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) sepanjang tahun 2015 membukukan pendapatan sebesar Rp102,47 triliun, tumbuh 14,24 persen dibanding pendapatan tahun 2014 sebesar Rp89,70 trilliun.

“Pertumbuhan pendapatan Telkom yang menembus Rp102,47 triliun, terutama didorong melonjaknya pemasukan dari bisnis data, internet dan IT services,” kata Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga dalam siaran pers di Jakarta, Senin (7/3).

Dengan pertumbuhan pendapatan tahun 2015 yang jauh lebih tinggi dibanding rata-rata industri, Telkom mampu membukukan laba bersih sebesar Rp15,49 triliun, melonjak sekitar 7 persen dibanding tahun sebelumnya.

Alex menjelaskan, pertumbuhan pendapatan operasi dipicu dari pos pendapatan data, internet dan IT services yang meningkat 37,5 persen menjadi Rp32,69 triliun pada 2015 yang dikontribusi peningkatan yang signifikan jumlah pelanggan layanan broadband, baik fixed maupun mobile.

Jumlah pelanggan fixed broadband pada 2015 tercatat mencapai 3,98 juta pelanggan, tumbuh 17,2 persen dibanding tahun sebelumnya. Jumlah tersebut termasuk pelanggan IndiHome yang pada tahun 2015 mencapai di atas 1 juta pelanggan baru.

Sementara pelanggan mobile broadband mencapai 43,79 juta pelanggan atau tumbuh 40,3 persen.

“Pertumbuhan yang cukup pesat pada layanan broadband tidak terlepas dari perluasan infrastruktur fiber optic dan BTS 3G/4G sesuai arah strategi perusahaan menuju ‘digital company,” ujar Alex.

Pada bisnis selular Telkom masih menjadi pemimpin pasar dengan jumlah pelanggan mencapai 152,64 juta yang berarti tumbuh sebesar 8,6 persen.

Saat yang bersamaan BTS selular bertambah sebanyak 17.869 unit, sehingga total BTS selular pada 2015 mencapai 103.289 unit yang berarti tumbuh 20,9 persen.

Dari sisi EBITDA, pencapaian pada 2015 sebesar Rp51,42 triliun, tumbuh sebesar 12,6 persen dari periode yang sama tahun 2014 sebesar Rp45,67 triliun. Sementara EBITDA Margin bertahan pada level 50,2 persen.

Dari sisi beban operasi, pertumbuhan total beban mencapai 15,8 persen dari Rp60,49 triliun pada 2014 menjadi Rp70,05 triliun pada tahun 2015.

Pertumbuhan total beban ini terutama disebabkan kenaikan dari beban Operation, Maintenance & Telecommunication Service sebesar 26,1 persen menjadi Rp28,12 triliun, dan beban depresiasi & amortisasi naik sebesar 8,2 persen menjadi Rp18,53 triliun.

Hal ini terutama karena agresivitas pembangunan dan modernisasi infrastruktur khususnya broadband.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan