Jakarta, Aktual.com — Korea Selatan meningkatkan kewaspadaan setelah Badan Intelijen mengungkap adanya percobaan dari pihak Korea Utara untuk meretas sistem kendali angkutan kereta api melalui akun surat elektronik karyawan perusahaan kereta api, Selasa (8/3).
Sebelum ini Korea Selatan juga menyalahkan Korut atas serangan siber pada operator pembangkit nuklir, namun pihak Korut menyangkal tuduhan tersebut.
Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) dalam suatu pernyataan mengatakan berhasil menghadang upaya peretasan terhadap karyawan kereta api dan menutup akun surat elektronik yang bersangkutan.
NIS mengeluarkan pernyataan setelah rapat darurat dengan badan-badan pemerintah lainnya mengenai ancaman serangan siber oleh Utara.
Badan tersebut melacak adanya upaya peretasan oleh pihak Utara melalui karyawan pada dua wilayah jaringan kereta pada tahun ini, demikian badan intel menuturkan.
“Langkah tersebut merupakan suatu persiapan untuk teror siber terhadap sistem kendali angkutan kereta,” kata badan tersebut.
Seorang petugas NIS yang berhasil dihubungi melalui telepon menampik untuk memberi komentar.
Korea Utara sudah bertahun-tahun membangun kemampuan untuk mengganggu sistem komputer yang mengendalikan pelayanan umum seperti telekomunikasi dan perangkat lain, menurut pengakuan dari seorang pelarian dari Utara.
Amerika Serikat menuduh Korea Utara melakukan serangan siber terhadap Sonny Pictures pada 2014 yang menyebabkan perusahaan itu menunda peluncuran film fiksi kisah komedi mengenai pembunuhan terhadap pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un.
Korea Utara juga membantah tuduhan tersebut.
Pada 2013, Korea Selatan juga menuduh Utara melakukan serangan siber yang melumpuhkan sistem komputer Selatan pada saat Korsel dan AS melakukan latihan militer bersama dalam skala besar yang oleh Utara dicela sebagai “gerakan perang nuklir” sehingga menanggapinya dengan pertahanan militer mati-matian.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara