Jakarta, Aktual.com — Sejumlah Masjid di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), menggelar salat gerhana matahari pada Rabu (09/03) pagi yang diikuti ratusan umat Islam dari kalangan anak-anak, remaja dan dewasa.
Pantauan wartawan di beberapa Masjid Kota Kendari seperti Masjid Agung Alkautsar, Masjid Pesantren Ummusabri, Masjid Universitas Haluoleo Kendari, Masjid Kompleks Perumahan BTN Kendari dan Masjid SMA Negeri Kendari, umat muslim menunaikan ibadah salat sunah tersebut dengan khusy’u mulai pukul 07.00 sampai 10.00 Wita.
Sesuai informasi data astronomi dari Kementerian Agam bahwa gerhana matahari di wilayah Sulawesi Tenggara berlangsung sekitar pukul 07.28 – 10.01 Wita, sehingga para pengurus masjid yang menggelar shalat gerhana melaksanakan ibadah sunah itu di sekitar waktu terjadinya gerhana matahari tersebut.
Di Masjid Pasentren Ummusabri, sebelum memulai shalat gerhana matahari Ustadz La Ode Muhammad Kodam memandu tata cara shalat sekaligus memimpin shalat sunat itu yang dimulai pukul 07.30 Wita.
Usai salat tersebut dilanjutkan khutbah yang disampaikan oleh Ustadz Anwar selama 20 menit.
Dalam khutbahnya, ustadz Anwar mengatakan, terjadinya gerhana matahari dan bulan adalah tanda-tanda kekuasaan Allah seperti hal peristiwa fenomena alam lainnya seperti gempa bumi, angin kencang, badai hujan deras, yang semuanya merupakan peringatan agar manusia senantiasa tunduk dan patuh, rendah diri dan berbuat baik.
Ustadz Anwar menyampaikan lima pokok pesan yang dapat dipetik hikmahnya dari peristiwa gerhana matahari ini antara lain bahwa terjadinya gerhana tersebut merupakan salah satu di antara tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dalam mengatur peristiwa alam semesta ini.
Selain itu, lanjut ustadz, peristiwa gerhana ini untuk memberi rasa takut kepada manusia agar mengingat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dalam mengisi hidupnya di dunia, dan pesan ketiga adalah janganlah menyembah matahari dan bulan, selain Allah SWT yang mengatur pergantian siang dan malam.
Pesan keempat yang disampaikan ustadz Anwar adalah sebagai gambaran terhadap hal-hal yang akan terjadi, sehingga manusia merasa takut akan hukuman yang diberikan Allah terhadap manusia yang berbuat fukur dan durhaka.
Dengan mengutip hadits Nabi Muhammad SAW, Anwar menyampaikan pesan kelima bahwa peritiwa gerhana matahari tidak ada kaitannya dengan kelahiran atau kematian seseorang tokoh, tetapi jika melihat fenomena alam ini dianjurkan melaksanakan shalat, zikir dan bersedekah.
“Dengan peristiwa gerhana ini, Rasulullah menganjurkan untuk melaksanakan shalat, membaca tahmid, takbir dan tahlil serta bersedkah,” kata Ustadz Anwar.
Sesuai data Astronomi bahwa di 12 provinsi di Indonesia yang menjadi lintasan peristiwa gerhana matahari total (GMT), yakni Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Di luar wilayah provinsi tersebut, sebagian wilayah di Indonesia hanya bisa melihat peristiwa gerhana matahari sebagian (GMS).
Artikel ini ditulis oleh:
Antara