Sejumlah siswi menggunakan kacamata gerhana saat menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian (GMS) di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Jawa Timur, Rabu (9/3). Fenomena alam gerhana matahari tersebut telihat sebagian (parsial) di wilayah Surabaya. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/ama/16

Banda Aceh, Aktual.com — Ribuan warga Banda Aceh ikut mengamati secara langsung Gerhana Matahari dari lantai empat Gedung Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Unsyiah di kawasan Ulee Lheue, Rabu (09/03).

Di Banda Aceh, gerhana matahari hanya terlihat sebagian yakni 70-76 persen area Matahari yang tertutup Bulan dan bayangannya. Sementara itu, sejumlah daerah lainnya di Indonesia seperti Bangka Belitung, Palu, dan Palangkaraya mengalami Gerhana Matahari Total (GMT).

Ribuan warga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa turut menyaksikan fenomena alam langka dari atas gedung berketinggian 18 meter yang juga difungsikan sebagai escape building tersebut.

Untuk mengamati Gerhana Matahari yang mulai terlihat pada pukul 06.45 WIB di ufuk timur itu, pihak Kanwil Kemenag Aceh bekerjasama dengan BMKG menyiapkan empat teleskop yang dapat digunakan secara bergantian oleh warga. Selain itu, ratusan kaca khusus juga disiapkan oleh panitia.

Wali Kota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal mengajak warga untuk bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk melihat salah satu kebesaran Allah SWT.

“Tapi ingat ini bukan wisata dan untuk bersenang-senang karena sangat bertolak-belakang dengan ajaran Islam. Saat gerhana terjadi, Rasulullah SAW bergetar sembari mengucapkan istighfar dan doa. Rasul takut akan datangnya Yaumil Akhir.”

“Rasulullah SAW lalu melaksanakan Salat Gerhana dua rakaat yang hukumnya sunnat muakkad (sangat dianjurkan, red). Mari kita contoh nabi kita, ini momen bagi kita semua untuk bermusahabah, taubat nasuha, dan memperbaiki akhlak,” kata Illiza.

Wali Kota kemudian memaparkan lima amalan yang dianjurkan saat terjadinya gerhana.

“Pertama Salat Sunnat dua rakaat, kedua berdoa karena saat gerhana mustajabah. Ketiga zikir dan takbir, tak perlu keras cukup untuk didengar sendiri. Keempat istighfar, dan kelima menyedekahkan harta bagi orang yang gmembutuhkan,” kata ia menambahkan.

“Saya imbau agar kita semua tidak riya. Teruslah beristighfar karena ini salah satu tannda yaumil akhir semakin dekat. Semoga dengan ilmu pengetahuan dapat lebih membuat kita berfikir akan kebesaran Allah SWT. Jangan hanya waktu mengamati gerhana saja kita berbondong-bondong, setelah dari sini mari kita sama-sama melaksanakan Salat Gerhana Matahari,” ajak Illiza.

Illiza berada di lantai atas Gedung TDMRC hingga puncak gerhana terjadi sekira pukul 07.22 WIB. Selanjutnya dengan berjalan kaki, Illiza bersama-sama warga menuju ke Masjid Baiturrahim yang berjarak sekira 300 meter untuk melaksanakan Salat Gerhana berjamaah.

Masjid yang menjadi saksi bisu gempa dan tsunami 2004 lalu itu tampak tak mampu menampung ribuan jemaah yang hadir. Shaf Shalat jamaah pun meluber hingga ke perkarangan Masjid. Bertindak sebagai Imam adalah Ustaz Ivan Aulia Lc MA, sementara ceramah agama disampaikan oleh Ustaz Faturrahmi MSi.

Artikel ini ditulis oleh: