Turis menyaksikan gerhana matahari total (GMT) dari lokasi Eclipse Festival 2016 di Bukit Ngata Baru, Palu, Sulawesi Selatan, Rabu (9/3). ANTARA FOTO/Yusran Uccang/ama/16

Jakarta, Aktual.com — Puluhan wisatawan mancanegara merasa takjub saat menyaksikan secara langsung proses alam Gerhana Matahari Total (GMT) yang merupakan fenomena baru terjadi setelah 360 tahun lalu.

“Ini luar biasa sekali, saya baru pertama kali melihat kejadian alam seperti ini, belum tentu di negara saya ada seperti ini,” kata Renaldo di Lapangan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (09/03).

Pria asal Amerika Sekitar ini menuturkan sengaja datang bersama sejumlah turis dari negaranya dan negara lain khusus menikmati fenomena itu sekaligus mengabadikan gambar yang sangat langkah meski durasinya beberapa menit.

“Rata-rata yang datang ini orang Amerika, lainnya dari Kanada, Australia dan lainnya. Saya takjub dengan kejadian alam ini, sangat luar biasa,” ulasnya pria ini yang bisa sedikit berbahasa Indonesia dan tergabung dalam Travel Guess itu.

Salah satu turis lainnya Jhon mengungkapkan, sangat berbahagia bisa melihat langsung proses Gerhana Matahari secara sempurna tanpa harus melihat di video.

“Sangat luar biasa, belum tentu kita bisa melihat ini di tempat lain, Indonesia memang sangat mantap dikunjungi dan bukan hanya kerena gerhana tapi daerah wisatanya banyak dan tidak habis-habis dikunjungi,” ucanya didampingi istrinya.

Sejumlah turis asingtersbjut sengaja membawa karena dan teropong sendiri untuk mengabadikan prosesi Gerhana Matahari mulai diawal hingga sampai menjadi sempurna. Mereka rela menghabiskan dolar untuk menyaksikan kejadian alam yang jarang terjadi itu.

Tidak hanya itu, di perbukitan Ngata Baru, Palu, Sulteng juga ribuan turis memadati tempat itu dinamai Kampung GMT. Perbukitan tersebut bersifat khusus karena rata-rata wisatawan asing berada di dalamnya. Fasilitas tenda disediakan tim even organiser ‘Eclipse Festival’.

Untuk tiket masuk dalam kampung GMT tersebut dibebankan per orang Rp500 ribu belum termasuk biaya pintu bagian depan. Satu orang dikenakan Rp10 ribu oleh pihak pengamanan warga setempat. Posisi perbukitan itu memang sangat stategis melihat langsung proses gerhana.

Sementara lokasi perbukitan lainnya di bukit Matantimali, Palu, Sulteng. Bukit Matantimali juga dijadikan lokasi pengamatan GMT oleh sebagaian wisatawan. Sementara di Kabupaten Sigi, Sulteng juga beberapa lokasi dijadikan tempat pengamatan gerhana.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara